Sebagai sektor ekonomi yang sangat strategis, properti memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan kontribusi sekitar 14-16%.
Sektor properti juga memiliki dampak berantai yang tinggi (multiplier effect) terhadap berbagai subsektor industri, baik secara langsung maupun tidak langsung.Â
Hal ini mencakup penyerapan tenaga kerja yang mencapai 13,8 juta orang. Selain itu, sektor properti juga memberikan kontribusi pajak yang signifikan, sekitar 9,3% dari total penerimaan pajak negara, serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) senilai 31,9%.
Dampak Multiplier dari Sektor Properti
Sektor properti bukan hanya memberikan manfaat dalam bentuk pertumbuhan ekonomi yang signifikan, tetapi juga memiliki dampak berantai yang tinggi terhadap berbagai sektor lainnya.Â
Dalam istilah ekonomi, ini dikenal sebagai "multiplier effect." Dampak ini dapat dirasakan baik dalam hubungan maju (forward linkage) maupun hubungan mundur (backward linkage).
1. Penyerapan Tenaga Kerja:Â
Sektor properti menjadi salah satu penggerak utama penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Dampak langsung dan tidak langsung dari sektor properti menciptakan pekerjaan bagi jutaan orang.Â
Menurut perkiraan, sektor properti menciptakan lapangan kerja untuk sekitar 13,8 juta orang. Ini mencakup pekerjaan dalam konstruksi, perencanaan, perawatan, dan berbagai layanan yang terkait dengan properti.
2. Penggerak Pertumbuhan Industri:Â
Dampak berantai dari sektor properti mencakup berbagai industri yang terkait.Â
Misalnya, sektor konstruksi yang tumbuh akan mendukung produsen material konstruksi, perusahaan arsitektur, dan sektor jasa properti.Â
Dampak ini membantu menggerakkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.