Kasus yang paling mencolok adalah penyitaan pelabuhan Hambantota di Sri Lanka.Â
Negara ini tidak mampu membayar utang pinjamannya, dan China mengambil alih pelabuhan tersebut dengan sewa jangka panjang.Â
Ini memicu kontroversi dan membuat Sri Lanka kehilangan kendali atas aset strategisnya, sementara China memperkuat posisinya di wilayah tersebut.
Perdebatan tentang Jebakan Utang China
Sejauh ini, diskusi tentang jebakan utang China telah menjadi perdebatan panas di komunitas internasional. Ada sejumlah argumen yang perlu dipertimbangkan:
1. Sentimen Politik dan Cerita Konspirasi
Sebagian besar bukti yang ada tentang jebakan utang China didasarkan pada laporan media dan pengamatan netral.Â
Beberapa pihak menyatakan bahwa jebakan utang ini lebih merupakan cerita konspirasi yang dipolitisasi daripada praktik yang konsisten dan terencana.Â
Faktanya, banyak negara-negara berkembang mengalami kesulitan membayar utang mereka, baik kepada China maupun lembaga keuangan internasional lainnya.
2. Penghapusan Utang dan Restrukturisasi
Saat beberapa negara berkembang menghadapi kesulitan dalam membayar utang, China telah menawarkan penghapusan utang dan restrukturisasi sebagai solusi.Â
Hal ini menunjukkan bahwa negara pemberi pinjaman tidak selalu memiliki niat jahat untuk menyita aset negara peminjam.Â
Mereka juga memiliki insentif untuk mempertahankan hubungan baik dengan negara peminjam.
3. Ketidaksetaraan dalam Ketentuan Pinjaman
Salah satu kritik terhadap praktik pinjaman China adalah ketidaksetaraan dalam ketentuan pinjaman, termasuk bunga yang tinggi dan ketentuan yang merugikan bagi negara peminjam.Â