Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

TikTok Shop Tutup, Para Pelaku Usaha Tekstil Berjuang Menghadapi Tantangan Baru

9 Oktober 2023   18:00 Diperbarui: 11 Oktober 2023   08:02 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi usaha tekstil. (Sumber: Freepik)

Namun, penutupan TikTok Shop bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh para pedagang konvensional. 

Kementerian Perindustrian juga mencatat bahwa aturan tentang Kawasan Berikat telah menjadi pintu masuk bagi produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT). 

Meskipun aturan ini bertujuan untuk mendukung industri dalam negeri, impor tekstil ilegal semakin meresahkan, karena produk ini sering tidak membayar bea masuk dan pajak, sehingga dapat dijual dengan harga yang sangat murah di pasar domestik.

ilustrasi tiktok, (Sumber: Freepik)
ilustrasi tiktok, (Sumber: Freepik)

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dalam Krisis

Dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia telah menghadapi sejumlah tantangan yang serius. 

Penutupan TikTok Shop hanyalah salah satu dari berbagai isu yang telah mempengaruhi industri ini.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri TPT adalah persaingan sengit dengan produk impor ilegal. 

Produk impor ilegal ini sering kali diperdagangkan dengan harga yang jauh lebih rendah daripada produk lokal karena mereka tidak membayar bea masuk dan pajak yang seharusnya dikenakan. 

Hal ini membuat produk impor ilegal sangat menarik bagi konsumen yang mencari harga murah, namun sangat merugikan bagi produsen lokal.

Ini mengindikasikan adanya ketidaksetaraan yang signifikan dalam pasar TPT Indonesia. 

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSIVI), Redma, mengungkapkan keprihatinannya terhadap impor tekstil ilegal yang merugikan industri TPT nasional. (Sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun