Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kehadiran AI: Apakah Manusia akan Jadi Useless Class?

12 September 2023   18:00 Diperbarui: 12 September 2023   18:18 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mencapai tingkat yang mengesankan. 

Dari asisten virtual hingga mobil otonom, AI telah merambah ke berbagai aspek kehidupan kita. 

Pertanyaan penting yang muncul adalah apakah AI akan menggantikan semua pekerjaan manusia, dan apakah kita akan menjadi "useless class" seperti yang dijelaskan oleh Yuval Noah Harari dalam bukunya "Homo Deus".

AI Membawa Perubahan Besar

Dalam beberapa bulan terakhir, kita telah menyaksikan perkembangan AI yang sangat pesat. Salah satu contohnya adalah Chat GPT, sebuah model bahasa AI yang telah menjadi sangat populer. 

Teknologi AI semakin merambah ke berbagai sektor, dari pengobatan hingga hiburan, dan bahkan pekerjaan kantor.

Tidak hanya pekerjaan kasar yang digantikan oleh AI, seperti pekerjaan di pabrik atau kasir swalayan, tetapi juga pekerjaan "kerah putih" yang sebelumnya dianggap aman dari pengaruh AI. 

Penulis, desainer, analis data, dan pekerjaan lainnya yang memerlukan pemikiran manusia saat ini juga mulai tergantikan oleh AI.

Mengapa AI Dapat Menggantikan Pekerjaan Manusia?

Salah satu alasan utama AI dapat menggantikan pekerjaan manusia adalah kemampuan mereka untuk memproses data secara cepat dan akurat. 

AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dan menghasilkan informasi yang berharga dalam waktu singkat. 

Ini membuat mereka sangat efisien dalam tugas-tugas seperti analisis data, peramalan, dan bahkan penulisan artikel.

Selain itu, AI tidak perlu istirahat, tidak terpengaruh oleh emosi, dan tidak memiliki kebutuhan fisik seperti manusia. 

Ini membuat mereka ideal untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan konsistensi dan ketepatan, seperti pengujian perangkat lunak atau pemantauan sistem.

Dampak AI pada Pekerjaan Manusia

Ketika AI mulai menggantikan pekerjaan manusia, banyak pertanyaan muncul tentang masa depan pekerjaan manusia. 

Apakah kita akan kehilangan pekerjaan kita? Apakah manusia akan menjadi tidak relevan dalam masyarakat yang semakin diisi oleh AI?

Ini adalah pertanyaan yang sangat penting, terutama karena kita melihat dampaknya secara langsung dalam beberapa bulan terakhir. 

Banyak pekerjaan yang sebelumnya dianggap sebagai karier yang menjanjikan sekarang terancam oleh AI. 

Bagi mereka yang pekerjaannya mudah digantikan oleh AI, kekhawatiran akan masa depan mereka menjadi nyata.

Apakah Manusia akan Jadi 'Useless Class'?

Konsep "useless class" yang diperkenalkan oleh Yuval Noah Harari dalam bukunya "Homo Deus" merujuk pada kelas sosial yang kehilangan relevansi dan fungsi dalam masyarakat karena teknologi yang menggantikan pekerjaan mereka. 

Hal ini menjadi pertanyaan serius ketika AI semakin mengambil alih pekerjaan manusia.

Namun, apakah kita benar-benar akan menjadi "useless class"? Jawabannya mungkin tidak semudah itu. 

Sebagai makhluk yang paling adaptif di planet ini, manusia memiliki kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan. 

Kita memiliki keahlian yang tidak dapat digantikan oleh mesin, seperti kreativitas, empati, dan kemampuan untuk berpikir kritis.

Kemungkinan Peran Manusia di Era AI

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa AI, walaupun canggih, tidak sepenuhnya menggantikan peran manusia. 

Ada beberapa pekerjaan dan peran yang sangat bergantung pada aspek kemanusiaan yang sulit digantikan oleh mesin.

1. Keahlian Kreatif

Kemampuan manusia untuk berpikir kreatif, menciptakan seni, menulis, dan merancang adalah aspek yang sulit digantikan oleh AI. 

Meskipun ada AI yang dapat menghasilkan konten tertulis, seperti artikel dan cerita pendek, konten tersebut seringkali masih kurang dalam hal kualitas dan orisinalitas.

2. Pekerjaan yang Membutuhkan Empati

Pekerjaan yang melibatkan hubungan antarmanusia, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan dukungan psikologis, memerlukan kemampuan empati dan pengertian. 

Mesin mungkin dapat memberikan informasi medis, tetapi mereka tidak dapat memberikan perhatian dan empati sebagaimana yang dapat diberikan oleh manusia.

3. Keahlian dalam Kepemimpinan dan Kolaborasi

Kemampuan untuk memimpin tim, berkolaborasi, dan bekerja sama dengan orang lain adalah aspek yang sangat manusiawi. 

Pekerjaan dalam manajemen, kepemimpinan, dan pengembangan hubungan antarmanusia akan tetap relevan di era AI.

4. Kreativitas dan Inovasi

Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir di luar kotak, menciptakan ide baru, dan memecahkan masalah yang kompleks. Inovasi adalah salah satu aspek yang akan selalu menjadi andalan manusia.

Menghadapi Tantangan AI

Pertanyaan utama yang harus kita tanyakan adalah bagaimana kita dapat menghadapi tantangan AI ini dan memastikan bahwa kita tidak akan menjadi "useless class". Berikut beberapa langkah yang dapat kita ambil:

1. Pendidikan Berkelanjutan

Untuk tetap relevan dalam dunia yang semakin diisi dengan AI, individu harus terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Ini berlaku terutama bagi mereka yang pekerjaannya mudah digantikan oleh AI. 

Kemampuan adaptasi dan pembelajaran baru akan menjadi kunci untuk bertahan di dunia yang semakin diisi dengan AI.

Sumber daya pendidikan online, kursus daring, dan pelatihan AI adalah cara untuk terus meningkatkan keterampilan. 

Selain itu, bekerja sama dengan AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi juga penting. Misalnya, AI dapat membantu dalam analisis data, memungkinkan individu untuk mengambil keputusan yang lebih baik.

2. Pemanfaatan AI secara Etis

Penggunaan AI haruslah etis. Mencegah penggunaan AI untuk tujuan jahat atau mengambil pekerjaan orang lain adalah tanggung jawab kita sebagai individu dan masyarakat. 

Regulasi yang baik juga diperlukan untuk mengawasi perkembangan AI.

Ketika menggunakan AI, kita harus memastikan bahwa data yang digunakan adalah data yang sah dan tidak melanggar privasi individu. 

Penggunaan AI harus selalu mendukung nilai-nilai moral dan etika.

3. Kolaborasi dengan AI

Alih-alih melihat AI sebagai ancaman, kita dapat memanfaatkannya sebagai alat yang membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan. 

AI dapat membantu dalam mengotomatisasi tugas-tugas repetitif, sehingga kita dapat fokus pada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan pemikiran manusia.

Misalnya, dalam dunia konten kreatif, AI dapat membantu dalam penulisan artikel, pembuatan musik, dan bahkan pembuatan seni. Kolaborasi antara manusia dan AI dapat menghasilkan karya-karya yang lebih inovatif dan efisien.

4. Mengembangkan Keahlian yang Tidak Dapat Digantikan AI

Ada beberapa pekerjaan yang sangat bergantung pada aspek kemanusiaan seperti empati, kecerdasan emosional, dan interaksi sosial. Ini adalah area di mana manusia memiliki keunggulan yang sulit digantikan oleh AI.

Pekerjaan seperti psikoterapis, perawat, guru, dan pekerjaan yang memerlukan komunikasi interpersonal yang kuat tetap relevan. 

Mengembangkan keahlian ini dan memanfaatkannya dalam pekerjaan adalah cara untuk memastikan bahwa kita memiliki tempat dalam dunia yang semakin diisi dengan AI.

Meskipun perkembangan AI telah mengubah lanskap pekerjaan, manusia masih memiliki peran penting dalam dunia ini. 

Kunci untuk bertahan dan sukses di era AI adalah terus belajar, menggunakan AI secara bijak, dan mengembangkan keahlian yang unik. 

Sementara AI dapat menggantikan beberapa pekerjaan, kita sebagai manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan, berinovasi, dan berkontribusi pada dunia ini dalam cara yang tidak dapat dilakukan oleh mesin.

Selama kita dapat beradaptasi dan menghadapi perubahan dengan bijaksana, masa depan dengan AI akan penuh potensi dan peluang. 

Meskipun tantangan besar ada di depan kita, dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menjadikannya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam era teknologi yang semakin maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun