Dalam konteks pengembangan Food Estate yang baru ini, terdapat beberapa proyek yang sedang dan akan dilaksanakan.Â
Proyek-proyek ini memiliki tujuan yang ambisius, yaitu untuk meningkatkan produksi pangan dalam skala besar dan berkelanjutan.Â
Salah satu proyek penting adalah Food Estate di Kalimantan Barat, yang memiliki target luas lahan pertanian mencapai 160.000 hektar.
Tantangan dalam Implementasi Food Estate
Meskipun Food Estate dianggap sebagai langkah yang penting dalam mengatasi permasalahan ketahanan pangan, implementasinya tidaklah mudah.Â
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya mengembangkan Food Estate di Indonesia:
1. Keterbatasan Lahan
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan lahan pertanian yang tersedia di Indonesia.Â
Lahan sawah yang cukup untuk berproduksi secara berkelanjutan hanya mencapai 7,46 juta hektar, dan ini telah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.Â
Oleh karena itu, pemindahan basis produksi pangan dari Jawa ke luar Jawa menjadi penting untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional.
2. Kendala Lahan
Pengembangan lahan pertanian di luar Jawa seringkali menghadapi kendala topografi yang beragam.Â
Beberapa wilayah, seperti Kalimantan, memiliki elevasi yang tidak rata, sehingga perlu dilakukan penyesuaian dan investasi dalam infrastruktur pertanian yang sesuai.
3. Infrastruktur Pasca Panen
Produksi pangan bukan hanya masalah bercocok tanam, tetapi juga mengenai bagaimana hasil panen dikelola dan diolah pasca panen.Â