Proyek ini juga ditandai dengan kerusakan lahan gambut dan kebakaran yang terjadi akibat upaya pengembangan yang kurang dipertimbangkan dengan baik.
Setelah itu, pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri, tidak ada program khusus terkait dengan Food Estate.Â
Ini menandakan bahwa konsep ini mengalami masa kevakuman dalam perkembangannya.
Namun, pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Food Estate kembali mendapatkan perhatian.Â
Pada tahun 2010, SBY menginisiasi proyek Merauke Integrated Energy Estate melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2008 tentang fokus Program ekonomi 2008-2009.Â
Proyek ini bertujuan membuka 1,2 juta hektar lahan pertanian. Sayangnya, proyek ini hanya berhasil menggarap sebagian kecil dari targetnya, yaitu 100 hektar saja.
SBY juga mencoba membuka Food Estate di Kalimantan Utara pada tahun 2011, dengan target 30.000 hektar sawah, dan di Ketapang, Kalimantan Barat pada tahun 2013, dengan target 100.000 hektar sawah.Â
Namun, proyek-proyek ini juga belum memberikan kemajuan yang signifikan dalam pencapaian ketahanan pangan nasional.
Masa Pemerintahan Jokowi dan Pengembangan Food Estate Terkini
Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Food Estate kembali menjadi sorotan.Â
Proyek-proyek Food Estate tersebar di beberapa wilayah, termasuk Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.Â
Tujuan dari proyek ini adalah meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan pada Jawa sebagai sentral produksi pangan.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa pengembangan Food Estate ini melibatkan sejumlah Kementerian, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Pertahanan.Â
Kolaborasi antar-kementerian ini dianggap sebagai langkah yang penting untuk mencapai ketahanan pangan.