harga barang dan jasa semakin naik?Â
Pernahkah anda merasa bahwa semakin lama,Ingatlah masa-masa SD dulu, di mana harga bakso dijual dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan bisa mencapai hanya 5.000 rupiah atau bahkan lebih murah lagi.Â
Namun, di tahun 2023 ini, harga bakso bisa mencapai 15.000 rupiah. Begitu pula dengan ongkos angkot, yang dulu hanya 2.000 rupiah, kini telah naik menjadi 5.000 rupiah.Â
Fenomena ini tidak hanya terjadi pada bakso atau ongkos angkot, melainkan pada berbagai jenis barang dan jasa.
Menggali Lebih Dalam Tentang Inflasi
Inflasi, yang sering didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara bertahap, memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian suatu negara.Â
Fenomena ini memang terjadi secara alami dalam sistem ekonomi dan dapat dipicu oleh berbagai faktor.Â
Namun, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab dan dampaknya untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkannya.
Permintaan dan Penawaran: Salah Satu Penyebab Utama Inflasi
Salah satu faktor utama yang menyebabkan inflasi adalah prinsip dasar ekonomi, yaitu hukum permintaan dan penawaran.Â
Jika permintaan akan suatu barang atau jasa meningkat, sementara penawarannya terbatas, maka harga barang tersebut akan cenderung naik.Â
Ini adalah refleksi dari mekanisme pasar yang menciptakan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Contoh konkret dari dampak hukum permintaan dan penawaran terhadap inflasi adalah fenomena demam "Korean Wave" yang melanda banyak negara, termasuk Indonesia.Â
Saat popularitas budaya Korea meningkat, permintaan terhadap produk-produk Korea seperti makanan, make-up, aksesoris, dan fashion juga naik.Â
Kenaikan permintaan ini mendorong para pedagang untuk menaikkan harga barang-barang tersebut guna memanfaatkan situasi. Seiring dengan itu, inflasi terjadi secara tidak langsung.
Peningkatan Biaya Produksi: Menggerakkan Rantai Inflasi
Kenaikan biaya produksi juga memiliki peran penting dalam mendorong inflasi. Produsen harus menghadapi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, serta biaya operasional lainnya.Â
Ketika biaya-biaya ini meningkat, produsen seringkali menaikkan harga barang atau jasa untuk menjaga profitabilitas mereka.Â
Salah satu contoh nyata adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) atau kenaikan upah minimum regional (UMR).
Pada tahun 2013 hingga 2014, terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak, yang berdampak luas pada berbagai sektor. Ini menciptakan efek domino dalam rantai produksi dan distribusi barang.Â
Sebagai contoh, perusahaan roti yang harus menghadapi kenaikan biaya distribusi akibat kenaikan harga BBM, akhirnya menaikkan harga jual roti mereka.Â
Dampaknya, harga roti dan produk-produk lainnya menjadi lebih mahal, memicu inflasi secara keseluruhan.
Peredaran Uang: Daya Beli dan Pengaruhnya Terhadap Harga
Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah banyak, daya beli masyarakat pun meningkat.
Masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk melakukan transaksi pembelian, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa.Â
Produsen yang menyadari peningkatan permintaan ini cenderung menaikkan harga produk mereka untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
Contoh yang dapat diambil adalah fenomena pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pegawai menjelang Hari Raya Lebaran.Â
THR ini memberikan tambahan uang kepada masyarakat, yang pada akhirnya akan digunakan untuk berbelanja barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini mendorong peningkatan harga, terutama pada masa-masa tertentu seperti Hari Raya.
Impor Barang: Pengaruh Global pada Inflasi Lokal
Inflasi juga dapat dipicu oleh faktor eksternal, seperti kenaikan harga barang impor.Â
Ketika harga barang impor meningkat, seperti akibat inflasi di negara asal atau perubahan kebijakan bea cukai, maka harga barang dalam negeri pun cenderung naik.Â
Hal ini terjadi karena biaya produksi barang menjadi lebih tinggi, mengingat impor berperan penting dalam rantai produksi di dalam negeri.
Sebagai contoh, ketika harga bahan baku industri meningkat akibat kenaikan harga di pasar internasional, produsen dalam negeri juga akan menghadapi biaya produksi yang lebih tinggi.Â
Misalnya harga kedelai impor naik, maka harga tempe yang bahan baku utamanya adalah kedelai impor juga akan mengalami kenaikan harga.
Ini dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga barang jadi di dalam negeri, menciptakan tekanan inflasi.
Dampak Inflasi pada Masyarakat
Dampak inflasi tidak hanya dirasakan oleh produsen dan pelaku bisnis, tetapi juga oleh masyarakat umum.Â
Salah satu dampak yang paling terasa adalah penurunan daya beli masyarakat.Â
Harga-harga yang terus naik membuat uang yang dimiliki masyarakat menjadi kurang berarti, sehingga kemampuan untuk membeli barang dan jasa menjadi terbatas.
Selain itu, inflasi juga dapat mengganggu perencanaan keuangan.Â
Masyarakat harus berjuang untuk mengatasi kenaikan harga yang tidak terduga, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pengeluaran dan tabungan.Â
Investasi juga dapat terpengaruh, karena nilai uang yang terus menurun membuat potensi pengembalian investasi menjadi lebih rendah.
Bagaimana Mengatasi Tantangan Inflasi?
Mengatasi inflasi memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, bank sentral, pelaku bisnis, dan masyarakat umum.Â
Pemerintah biasanya mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mengendalikan inflasi, seperti mengatur suku bunga dan mengendalikan pengeluaran publik.Â
Bank sentral juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas harga dengan mengatur jumlah uang yang beredar di pasar.
Dalam jangka panjang, peningkatan produksi dalam negeri juga dapat membantu mengurangi tekanan inflasi.Â
Dengan meningkatkan produksi barang dan jasa, penawaran akan menjadi lebih besar daripada permintaan, sehingga harga dapat tetap terjaga.
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang kompleks dan terkadang tidak terhindarkan dalam sistem ekonomi.Â
Meskipun kenaikan harga barang dan jasa dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung, inflasi bukanlah fenomena yang harus ditakuti secara mutlak.Â
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan dampaknya, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan inflasi dan berkontribusi pada upaya menjaga stabilitas ekonomi negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H