Saat popularitas budaya Korea meningkat, permintaan terhadap produk-produk Korea seperti makanan, make-up, aksesoris, dan fashion juga naik.Â
Kenaikan permintaan ini mendorong para pedagang untuk menaikkan harga barang-barang tersebut guna memanfaatkan situasi. Seiring dengan itu, inflasi terjadi secara tidak langsung.
Peningkatan Biaya Produksi: Menggerakkan Rantai Inflasi
Kenaikan biaya produksi juga memiliki peran penting dalam mendorong inflasi. Produsen harus menghadapi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, serta biaya operasional lainnya.Â
Ketika biaya-biaya ini meningkat, produsen seringkali menaikkan harga barang atau jasa untuk menjaga profitabilitas mereka.Â
Salah satu contoh nyata adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) atau kenaikan upah minimum regional (UMR).
Pada tahun 2013 hingga 2014, terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak, yang berdampak luas pada berbagai sektor. Ini menciptakan efek domino dalam rantai produksi dan distribusi barang.Â
Sebagai contoh, perusahaan roti yang harus menghadapi kenaikan biaya distribusi akibat kenaikan harga BBM, akhirnya menaikkan harga jual roti mereka.Â
Dampaknya, harga roti dan produk-produk lainnya menjadi lebih mahal, memicu inflasi secara keseluruhan.
Peredaran Uang: Daya Beli dan Pengaruhnya Terhadap Harga
Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah banyak, daya beli masyarakat pun meningkat.
Masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk melakukan transaksi pembelian, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa.Â
Produsen yang menyadari peningkatan permintaan ini cenderung menaikkan harga produk mereka untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
Contoh yang dapat diambil adalah fenomena pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pegawai menjelang Hari Raya Lebaran.Â