Uang dianggap sebagai alat pengukur kesuksesan dan prestasi seseorang.Â
Dalam era modern ini, masyarakat sering kali terpaku pada tujuan finansial.Namun, perlu diperhatikan bahwa terlalu fokus pada uang sebagai motivasi utama dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kreativitas kita.Â
Sebaliknya, mengenal dan memahami motivasi yang sejati, yang muncul dari dalam diri kita, dapat membawa dampak jauh lebih positif dalam menciptakan karya yang kreatif dan bermakna.
The Candle Problem : Lilin, Paku Payung, dan Dilema Kreativitas
Tahun 1945, psikolog Karl Duncker merancang eksperimen yang cukup menarik yang dikenal dengan "The Candle Problem". Eksperimen ini bertujuan untuk mengukur kreativitas dalam pemecahan masalah.Â
Di meja percobaan, Duncker meletakkan sebuah lilin, sebuah kotak paku payung, dan kotak korek api. Peserta diminta untuk menempelkan lilin pada dinding tanpa meneteskan lelehan lilin ke atas meja.
Hasil eksperimen tersebut mengungkapkan pola menarik. Peserta umumnya merasa kesulitan dalam menemukan solusi yang inovatif, karena mereka terpaku pada pemahaman konvensional tentang penggunaan benda-benda tersebut.Â
Namun, solusi yang paling kreatif ternyata adalah dengan mengeluarkan paku payung dari kotak, menempelkannya pada dinding, dan meletakkan lilin di dalam kotak yang telah dikosongkan.Â
Dalam situasi di mana peserta diberikan hadiah uang untuk menyelesaikan tugas serupa, peserta yang dijanjikan uang cenderung menyelesaikan tugas lebih lambat dibandingkan mereka yang tidak dijanjikan imbalan finansial.
Overjustification Effect: Uang sebagai Pembunuh Kreativitas
Fenomena ini kemudian dikenal sebagai "overjustification effect" atau efek pembenaran berlebihan.Â
Ketika hadiah uang atau imbalan eksternal digunakan sebagai insentif untuk tugas yang kreatif, motivasi intrinsik atau kepuasan batin dalam menyelesaikan tugas tersebut dapat menurun.Â
Peserta yang fokus pada imbalan eksternal cenderung mengabaikan aspek kreatif dan cenderung terjebak dalam ekspektasi uang sebagai hasil akhir.
Dalam konteks dunia kerja, pendidikan, seni, dan olahraga, motivasi uang sering kali tidak memberikan hasil yang diharapkan dalam mendorong kreativitas.Â
Anak-anak yang dijanjikan uang sebagai imbalan untuk belajar mungkin kehilangan minat pada subjek yang sebelumnya menarik minat mereka.Â
Musikus dan seniman yang terikat dengan kontrak bernilai tinggi dapat menghasilkan karya yang kurang kreatif dan inovatif.
Uang vs. Motivasi Intrinsik: Menciptakan Ruang bagi Kreativitas
Motivasi intrinsik, yang muncul dari dalam diri sendiri untuk tujuan kepuasan pribadi, memiliki dampak yang jauh lebih positif dalam memicu kreativitas.Â
Motivasi ini mendorong kita untuk menciptakan karya bukan hanya untuk imbalan finansial, tetapi untuk kesenangan, hobi, dan aktualisasi diri.Â
Orang-orang paling sukses dan kreatif di dunia jarang membicarakan uang sebagai tujuan utama mereka.Â
Mereka cenderung lebih fokus pada pencapaian pribadi, kepuasan batin, dan tujuan hidup yang lebih dalam.
Ini mengingatkan kita akan pentingnya mengejar tujuan yang bermakna dalam hidup kita. Ketika kita memiliki tujuan yang kuat dan bermakna, kreativitas kita memiliki landasan yang solid untuk berkembang.Â
Motivasi intrinsik melibatkan faktor-faktor seperti kebebasan untuk mengejar minat kita, kepuasan pribadi dari karya kita, dan penemuan diri melalui ekspresi kreatif.
Implementasi Motivasi Intrinsik dalam Kehidupan Keseharian
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengimplementasikan motivasi intrinsik dalam kehidupan kita sehari-hari? Pertama-tama, kita perlu mengenali minat dan hobi kita yang sesungguhnya.Â
Apa yang membuat kita bersemangat dan bahagia? Apakah itu seni, musik, menulis, atau bidang lainnya? Setelah kita menemukan minat ini, kita dapat mengarahkannya ke arah tujuan yang lebih besar.
Ketika kita bekerja untuk mencapai tujuan yang bermakna, motivasi intrinsik akan memimpin kita untuk menciptakan karya yang penuh dengan inovasi dan makna.Â
Motivasi ini menghasilkan kualitas yang lebih tinggi dan dampak yang lebih dalam, daripada sekadar mengerjakan sesuatu demi mendapatkan imbalan finansial.
Menemukan Keseimbangan yang Tepat
Tentu saja, ini bukan berarti bahwa uang tidak penting sama sekali.Â
Uang tetap menjadi alat yang diperlukan dalam kehidupan kita untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mencapai keamanan finansial.Â
Namun, perlu diingat bahwa dalam hal kreativitas, motivasi intrinsik adalah kunci utama.
Bagaimana kita menemukan keseimbangan antara kebutuhan finansial dan motivasi intrinsik? Salah satu pendekatan adalah dengan melihat uang sebagai alat untuk mendukung minat dan tujuan kreatif kita, bukan sebagai tujuan akhir.Â
Ketika kita mendekati pekerjaan dan kreativitas dengan fokus pada kepuasan batin, kualitas karya kita akan meningkat secara signifikan.
Kesimpulan: Uang sebagai Pendorong atau Pembunuh Kreativitas?
Mengutamakan motivasi intrinsik di atas uang dapat membantu kita meraih kepuasan batin dan merangsang kreativitas yang tak terbatas.Â
Ketika kita melihat kreativitas sebagai bentuk ekspresi diri yang mendalam dan bermakna, imbalan finansial menjadi sekunder.Â
Motivasi intrinsik mendorong kita untuk berinovasi, menciptakan, dan menghadirkan karya-karya yang memengaruhi dunia dengan cara yang unik dan berarti.
Jadi, saat kita mengejar tujuan dan impian kita, mari ingat untuk membiarkan kreativitas kita berkembang dengan alami, tanpa batasan motivasi uang semata.Â
Dengan memahami pentingnya motivasi intrinsik, kita dapat menciptakan karya-karya luar biasa yang tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H