Dengan demikian, kendaraan otonom dapat mengoptimalkan alur lalu lintas dan menghindari efek gelombang yang sering menjadi penyebab kemacetan.
Namun, penerapan teknologi kendaraan otonom di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Selain infrastruktur jalan yang perlu disesuaikan, peraturan dan regulasi juga harus diupdate agar teknologi ini dapat beroperasi dengan aman dan efisien.Â
Selain itu, kendaraan otonom biasanya memiliki harga yang mahal, sehingga aksesibilitas bagi masyarakat umum masih menjadi permasalahan yang perlu diatasi.
3. Pembangunan Jalan Baru dan Dampaknya
Salah satu solusi konvensional yang sering dianggap untuk mengatasi kemacetan adalah dengan membangun jalan baru atau jalur tambahan. Namun, perlu dipahami bahwa penambahan jalur tidak selalu menjadi solusi yang efektif.Â
Faktanya,Â
penambahan jalur jalan sering kali meningkatkan jumlah kendaraan di jalan tersebut, yang pada akhirnya dapat memperburuk kemacetan.
Konsep ini dikenal sebagai "paradoks Braess," di mana menambah jalur baru di jaringan jalan tertentu dapat meningkatkan waktu perjalanan bagi semua pengguna jalan.Â
Sebaliknya, mengurangi jalur atau mengubahnya menjadi area pejalan kaki dan jalur sepeda dapat mengurangi kemacetan dan mendorong orang untuk menggunakan transportasi publik.
4. Diversifikasi Transportasi
Mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan menggalakkan penggunaan transportasi publik merupakan langkah penting dalam mengatasi masalah kemacetan.Â
Pemerintah harus berinvestasi dalam infrastruktur transportasi publik yang handal, nyaman, dan terjangkau.Â
Transportasi publik yang efisien dan terintegrasi dapat menjadi alternatif menarik bagi masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi mereka di rumah.
Selain itu, kampanye dan edukasi tentang manfaat menggunakan transportasi publik perlu ditingkatkan.Â