Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wabi Sabi: Filosofi Jepang yang Menolak Standar Sempurna

17 Juli 2023   12:00 Diperbarui: 17 Juli 2023   12:03 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang dikatakan oleh Lao Tzu, "Lebih mudah membawa cangkir yang kosong daripada cangkir yang diisi sampai penuh. Semakin tajam pisau, semakin mudah ia tumpul. Semakin banyak kekayaan yang kamu miliki, semakin sulit untuk dilindungi."

Menerima ketidaksempurnaan

Menerima ketidaksempurnaan tidak berarti kita tidak berusaha memperbaiki diri atau meningkatkan kualitas hidup. Namun, tujuan utamanya bukanlah untuk mencapai kesempurnaan.

Mengejar kesempurnaan hanya akan membuat kita lelah, cemas, gelisah, dan tidak pernah puas. 

Standar yang terlalu tinggi dan selalu berubah-ubah membuat kita terbelenggu, tidak bebas, penuh rasa khawatir, dan tidak pernah merasa cukup. 

Sementara itu, selalu ada keindahan dalam ketidaksempurnaan.

Banyak hal indah dalam hidup yang layak untuk dinikmati dan disyukuri. Menerima ketidaksempurnaan memungkinkan kita hidup dengan lebih tenang dan bebas dari rasa gelisah. 

Kita belajar untuk menikmati apa yang kita miliki dan hal-hal di sekitar kita dengan penuh syukur.

Jadi, mari kita menghentikan pengejaran tak henti-hentinya akan kesempurnaan dan belajar untuk menerima dan menikmati ketidaksempurnaan dalam hidup ini. 

Karena kenyataannya, tidak pernah ada hal yang benar-benar sempurna. 

Dalam kehidupan yang sederhana dan apa adanya, kita akan menemukan keindahan yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun