Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wabi Sabi: Filosofi Jepang yang Menolak Standar Sempurna

17 Juli 2023   12:00 Diperbarui: 17 Juli 2023   12:03 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi keindahan dalam kesederhanaan. sumber: freepik

Hal ini membuat manusia cemas, stres, dan depresi karena terus-menerus mengejar standar tersebut.

Kita sering menggunakan filter foto dan mengedit gambar kita sebelum mengunggahnya ke media sosial. 

Namun, hal itu tidak pernah mengubah realitas kita yang sebenarnya. 

Kita hanya akan membenci diri sendiri saat kita harus berhadapan dengan orang lain secara langsung. Kita menyadari bahwa gambar yang kita unggah telah terlalu jauh dari kenyataan.

Kita menghabiskan banyak uang untuk mencoba terlihat indah dan menarik di media sosial, namun siapa yang harus membayarnya? Orang lain hanya melihat foto-foto tersebut dan belum tentu peduli. Namun, kita yang harus berurusan dengan tagihan dan membayar semuanya.

Filosofi Wabi Sabi mengingatkan kita untuk menghentikan keinginan kita akan kesuksesan, kekayaan, status, kekuasaan, dan kemewahan, serta menikmati hidup tanpa beban. 

Wabi Sabi adalah tentang menerima bahwa tidak semua hal harus sempurna. Kita tetap menarik meskipun memiliki banyak kekurangan dalam diri kita, seperti tubuh yang gemuk, tubuh yang kurus, tinggi atau pendek, jerawat, tanda lahir, berbagai tipe rambut, dan warna kulit yang berbeda-beda.

Setiap hal alami yang kita miliki, meskipun tidak sempurna, adalah keindahan. Kita tidak perlu mengubahnya menjadi standar tertentu dengan tindakan yang justru menghilangkan sifat alami dan membuat kita menjadi seragam satu sama lain.

Wabi Sabi juga tentang menerima segala hal yang diberikan oleh alam. Kita menerima takdir hidup dengan bahagia. 

Wabi Sabi menciptakan ruang terbuka untuk penerimaan, pengampunan, dan perhatian. Kita tidak lagi menyesali kekurangan atau kejadian pahit di masa lalu, melainkan menerima semuanya sebagai seni kehidupan.

Mungkin kehidupan kita saat ini masih penuh dengan perjuangan, cicilan hutang, dan kebutuhan untuk berhemat. Namun, jika kita melihatnya melalui perspektif Wabi Sabi, mungkin hidup kita tidak terlalu menantang lagi ketika semua yang kita butuhkan telah tersedia di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun