Jika Anda menyewa, uang muka sebesar 200 juta rupiah yang seharusnya digunakan untuk DP dapat Anda anggap sebagai investasi.
Misalkan Anda menginvestasikan uang tersebut dalam instrumen yang sama dengan tingkat pengembalian 12% per tahun. Selama 15 tahun, dengan menghitung selisih biaya sewa dan angsuran KPR (103 juta rupiah), Anda akan memiliki sekitar 2,7 miliar rupiah.Â
Angka ini lebih tinggi daripada nilai aset rumah yang Anda miliki.
Namun, kita juga perlu mempertimbangkan beberapa variabel lainnya. Harga rumah dapat naik atau turun, dan biaya-biaya tambahan seperti pemeliharaan, pajak, dan komisi penjualan juga harus diperhitungkan jika Anda berniat menjual rumah.Â
Jumlah variabel ini sangat banyak. Selain itu, ada argumen bahwa tingkat pengembalian IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak selalu konsisten, dan investasi dapat mengalami kerugian.Â
Namun, selisih yang dihasilkan dari pendekatan sewa masih dapat Anda investasikan dalam bisnis yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. Hal ini dapat dianggap sebagai kesempatan yang terlewatkan dan menjadikannya sebagai modal investasi.
Selain itu, dengan menyewa, Anda juga memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Anda tidak terikat dengan satu lokasi atau properti tertentu.Â
Jika Anda memutuskan untuk pindah ke tempat lain, Anda dapat dengan mudah mengakhiri kontrak sewa dan mencari tempat baru untuk disewa. Ini memberikan kebebasan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan dan situasi hidup Anda tanpa terjebak dalam kepemilikan properti.
Selain aspek keuangan dan fleksibilitas, ada juga pertimbangan lain seperti biaya perawatan dan pemeliharaan rumah.Â
Ketika Anda memiliki rumah, Anda bertanggung jawab penuh atas biaya perbaikan, renovasi, dan pemeliharaan rutin.Â