sewa justru bisa lebih menguntungkan.Â
Berpikir tentang memiliki rumah adalah impian banyak orang. Namun, ada pandangan yang mengatakan bahwa membeli rumah tidak selalu merupakan keputusan yang bijaksana, danArtikel ini akan membahas stigma yang mengatakan bahwa menyewa adalah pemborosan uang, serta mengapa pandangan tersebut sebenarnya kurang tepat.Â
Tujuan artikel ini bukan untuk menjelek-jelekan pembelian rumah atau mengatakan bahwa rumah adalah investasi yang buruk.
Namun, artikel ini bertujuan untuk memberikan perspektif yang lebih cerdas dan kritis dalam pendekatan pengeluaran uang untuk tempat tinggal.
Mari kita mulai dengan menganalisis beberapa angka. Semua data yang digunakan dalam artikel ini didasarkan pada data rata-rata yang dapat ditemukan di internet.Â
Misalkan Anda ingin membeli rumah senilai 1 miliar rupiah dan melakukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan uang muka (DP) sebesar 20% dan jangka waktu cicilan selama 15 tahun.Â
Dengan menggunakan aturan tersebut, Anda akan membayar angsuran sekitar 103 juta rupiah per tahun. Jadi, secara keseluruhan, Anda akan membayar sekitar 1,7 miliar rupiah untuk rumah tersebut, termasuk bunga yang harus dibayarkan.
Di sisi lain, sewa di Indonesia umumnya memiliki yield (tingkat pengembalian) yang rendah, sekitar 3%.Â
Jadi, jika Anda menyewakan rumah senilai 1 miliar rupiah dengan harga sewa 30 juta rupiah per tahun, Anda mungkin merasa bahwa uang tersebut hanya sia-sia.Â
Angka ini adalah harga rata-rata minimal di kota Surabaya, saya tidak terlalu tahu harga sewa di kota lain.
Namun, yang perlu diperhitungkan adalah kesempatan yang terlewatkan dan selisih dengan membeli rumah.Â
Jika Anda menyewa, uang muka sebesar 200 juta rupiah yang seharusnya digunakan untuk DP dapat Anda anggap sebagai investasi.
Misalkan Anda menginvestasikan uang tersebut dalam instrumen yang sama dengan tingkat pengembalian 12% per tahun. Selama 15 tahun, dengan menghitung selisih biaya sewa dan angsuran KPR (103 juta rupiah), Anda akan memiliki sekitar 2,7 miliar rupiah.Â
Angka ini lebih tinggi daripada nilai aset rumah yang Anda miliki.
Namun, kita juga perlu mempertimbangkan beberapa variabel lainnya. Harga rumah dapat naik atau turun, dan biaya-biaya tambahan seperti pemeliharaan, pajak, dan komisi penjualan juga harus diperhitungkan jika Anda berniat menjual rumah.Â
Jumlah variabel ini sangat banyak. Selain itu, ada argumen bahwa tingkat pengembalian IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak selalu konsisten, dan investasi dapat mengalami kerugian.Â
Namun, selisih yang dihasilkan dari pendekatan sewa masih dapat Anda investasikan dalam bisnis yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. Hal ini dapat dianggap sebagai kesempatan yang terlewatkan dan menjadikannya sebagai modal investasi.
Selain itu, dengan menyewa, Anda juga memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Anda tidak terikat dengan satu lokasi atau properti tertentu.Â
Jika Anda memutuskan untuk pindah ke tempat lain, Anda dapat dengan mudah mengakhiri kontrak sewa dan mencari tempat baru untuk disewa. Ini memberikan kebebasan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan dan situasi hidup Anda tanpa terjebak dalam kepemilikan properti.
Selain aspek keuangan dan fleksibilitas, ada juga pertimbangan lain seperti biaya perawatan dan pemeliharaan rumah.Â
Ketika Anda memiliki rumah, Anda bertanggung jawab penuh atas biaya perbaikan, renovasi, dan pemeliharaan rutin.Â
Semua ini dapat memakan biaya yang signifikan dan memerlukan waktu dan upaya ekstra dari Anda. Namun, ketika Anda menyewa, pemilik properti yang biasanya bertanggung jawab untuk memperbaiki dan memelihara properti tersebut.Â
Anda hanya perlu melaporkan masalah yang timbul, dan biaya perbaikan akan ditanggung oleh pemilik.
Tentu saja, keputusan untuk membeli atau menyewa rumah sangatlah pribadi dan tergantung pada keadaan dan preferensi individu.
Beberapa orang mungkin memiliki prioritas untuk memiliki tempat tinggal sendiri yang mereka anggap sebagai investasi jangka panjang, sedangkan orang lain mungkin lebih menyukai fleksibilitas dan kebebasan yang ditawarkan oleh sewa.
Namun, penting untuk mengubah pandangan yang menganggap menyewa sebagai pemborosan uang. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti kondisi pasar properti, perkembangan ekonomi, tujuan jangka panjang, dan fleksibilitas yang diinginkan.
Jangan ragu untuk melakukan perhitungan yang cermat dan mempertimbangkan pilihan alternatif sebelum membuat keputusan pembelian rumah.
Akhirnya, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan ahli keuangan atau profesional properti untuk mendapatkan nasihat yang sesuai dengan situasi dan tujuan finansial Anda.
Semoga kita lebih bijak dalam mengatur keuangan kita untuk memperoleh rumah atau hunian impian kita.
Salam literasi keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H