Itu hanya sepenggal motivasi yang aku ingat. Itu motivasi yang membuatku mampu membuat karya, membuatku mempunyai keingingan yang harus tercapai dengan ikhtiar dan ikhlas.
Terima kasihku untuk orang-orang yang telah membangun motivasi dalam diriku, para pahlawan tanpa tanda jasa. Orang tuaku pahlawanku, yang membuatku mampu mengerti betapa indahnya keterbukaan hati dan fikiran, keluarga besarku pahlawanku yang telah membuatku nyaman dalam lingkungan keluarga harmonis, dan tentunya guruku pahlawanku yang telah menuntunku melangkah dari jalan kosong.
Ketahuilah, aku hendak melupakan motivasi yang kalian bangun beberapa hari setelah hari itu, sampai semester tujuh di perkuliahan. Namun, saat aku teringat lagi masa itu, teringat motivasimu membuatku menangis, sampai saat ini di semester tujuh perkuliahan, aku mencoba lagi membuka lembaran yang telah kalian tulis dalam diriku, aku coba tuliskan lagi di bagian diriku yang tertutup oleh milyaran debu. Aku ingin membuka lembaran itu, aku ingin sepertimu yang selalu mencari-cari, mengeksplor, dan memotivasi, hingga kalian dapat temukan teratai diantara hamparan lumpur.
Kalianlah penerangku, pelita dikegelapan, menerangi jalanku, malaikat yang menuntunku keluar dari jalan kosong. Sampai aku berpindah jalan. Disini lebih terang. Sekarang dapat kulihat jalanku, begitu mulusnya. Ada beberapa lubang, kutemukan juga jalan yang penuh lubang, bahkan kutemukan juga lubang-lubang dan kubangan berbentuk jalan, lalu kutemukan lagi jalan yang halus, dihiasi hamparan pesawahan hijau yang dapat kupandangi. Banyak burung-burung terbang bebas bergerombol, ada matahari sejuk disini, ada kerikil yang dapat kulihat, ada duri didepan, ada jurang dibelakang, ada ular-ular berbisa di samping-sampingku. Pahlawan tanpa tanda jasaku, disini sangat jelas. Teramat jelas. Aku dapat melihat semuanya, aku dapat menghindari jurang dibelakangku, menghindari ular-ular berbisa di kedua sampingku, atau menghindar-singkirkan duri dan kerikil tajam didepanku. Aku dapat melangkah tanpa harus tertusuk, terjerumus, terbuai, atau terhenti karena semak belukar kehidupan.
Terima Kasihku untuk kalian yang sebesar-besarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H