Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Critical Issues dan Key Success Factors dalam Mengimplementasikan Corporate University

10 Februari 2020   09:59 Diperbarui: 10 Februari 2020   10:07 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kompasianer,

Masih dalam program bedah buku yang diterbitkan oleh PT. Swasembada Media Bisnis dan PLN Corporate University, kali ini yang di bedah masih bagian III "Faktor Kunci, Sistem, Dan Struktur Organisasi Corporate University" pada Bab 8, sebuah tulisan yang duat Maria Ellen Fransisca Yuriaan, alumnus Universitas Indonesia jurusan matematika, study informatika di Universitas Gunadarma dan businis analytics di Singapore Management University, beberapa jabatan penting dijabat di Citibank Indonesia, Bank Danamon, di HSBC dan sekarang kembali di Bank Danamon.

Judul buku yang dibedah "Critical Issues dan Key Success Factors dalam Mengimplementasikan Corporate University"

Coporate University dan Budaya Belajar

Budaya belajar yang ada masih memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang lain, atau lebih tepatnya: memerlukan ruang kelas karena masih menggunakan metode klasik. Budaya belajar ini mulai bergeser kea rah individual learning atau otodidak dengan masuknya generasi milenial. Reaksi penolakan muncul dari para trainer dan pegawai ketika mengubah metode pembelajaran dari classroom menjadi e-learning.

Kemajuan teknologi mendorong kemajuan pada aplikasi untuk pembelajaran, atau metode pembelajaran berbasis digital, seperti learning management system (LMS) dan e-learning.

Yang menarik dari fenomena corpu adalah berbagai industry di Indonesia mulai percaya bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan konsep corpu akan jauh lebih efektif dan efisien. Hal ini pula mendorong budaya organisasi dan budaya belajar (learning Culture) Organisasi tersebut tumbuh sangat signifikan.

Organisasi dan kelembagaan pembelajaran

Organisasi & kelembagaan pembelajaran mempunyai peran penting terhadap kesuksesan corpu. Setiap organisasi dan kelembagaan pembelajaran diharapkan dapat menjadi sponsorship sebuah corpu. Organisasi harus dapat menjadi inisiator dan mempunyai business issue tersebut melalui kendaraanya yang disebut corporate university.

Komitmen Pemimpin

 Ada tiga komponen penting dalam pengembangan Corpu yaitu:

  • Sumber daya manusia (people)

Sumber daya manusia adalah asset di dalam perusahaan maka sangan penting people atau SDM mempunyai pengetahuan dan keahlian yang merata dan tidak terjadi kesenjangan. Pemimpin mempunyai peran yang besar dalam membangun budaya perusahaan dan menjadi role model atau leader as a teacher.

Tenaga pengajar terbagi dalam dua aspek, yakni internal trainer dan eksternal trainer, dan eksternal trainer dibagi menjadi dua eksternal individual sebagai pengajar atau SME dan eksternal sebagai lembaga atau training provider.

Dukungan dari  manajemen senior adalah kunci kesuksesan dalam merekrut internal trainer, harus ada seleksi berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh organisasi dan manajemen senior. Leaders harus turut berperan dan turut mengajar sebagai role model/sharing experience. Perlu dilakukan Train The Trainer (TTT) untuk penyetaraan

Pengajar dari luar juga perlu mendapatkan TTT sebagai bagian dari corpu trainer organisasi yang bersangkutan, list do and don't, standard an kualitas yang dipunyai organisasi harus dikomunikasikan dengan jelas, mulai dari pre training, waktu training, dan post training.

  • Infrastruktur (alat/tools)

Infrastruktur dibagi menjadi dua tangible dan intangible, yang tangible termasuk ruangan inovasi dan digital learning atau mobile learning, sangat diperlukan ketika kita dapat memotivasi seluruh karyawan dan mereka mau berubah. Learning harus bisa dijalankan 24/7 (tiap hari selaa 24 jam dalam tujuh hari), atau bisa dilakukan kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

Learning harus bisa menampung keluhan-keluhan yang muncul, missal jaringan lemot atau error. Kepercayaan user terhadap tim learning & Development perlu dibangun segera begitu corpu diluncurkan di dalam organisasi. Perlu governance Structure dan Role model kepemimpinan yang kuat.

  • Konten atau Kurikulum

Komponen konten atau kurikulum menjadi sangat berarti dan penting (vital) dalam pembelajaran di suatu perusahaan. Tantangan paling utama adalah mempunyai konten yang terupdate.  Dalam mengembangkan pegawai agar memiliki keahlian tertentu, diperlukan pengalaman dan latihan secara terus menerus, sehingga experiential learning dari pembuat konten atau kurikulum dapat dirasakan secara langsung.

Komitmen pemimpin yang bertindak sebagai rector atau dekan dalam akademi atau institute tercermin ketika arahan corporate plan organisasi tersebut. Sebagai Board Of Director atau chief executive officer (CEO), pemimpin yang mempunyai passion di dalam pengembangan pegawai akan menghasilkan organisasi yang dapat bertahan atau mempunyai daya sustainability yang tinggi dimasa depan.

Governance Structure pada corpu akan menempatkan CEO sebagai rector dan BOD perusahaan sebagai dekan dalam struktur Corpu. Ditambah susunan advisory board, dengan anggota tim pilihan yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya sehingga dapat membawa organisasi to the next level.

Ukuran keberhasilan bukan berdasarkan aktivitas, melainkan berdasarkan outcome (hasil) berupa dampak yang lebih signifikan terhadap kinerja bisnis.

Corpu melakukan perubhaan terhadap hal ini, dimana tim governance structure akan memahami ukuran keberhasilan corpu, yakni bukan dari banyaknya program atau man-days, melaikan bagaimana akademi atau institute dapat membuat program yang berdampak terhadap kinerja bisnis atau menaikkan produktivitas perusahaan, mengurangi error rate, mengubah paradigm pegawai sehingga mereka bekerja secara teamwork yang solid untuk tujuan yang jelas dan terarah.

Kontek learning harus memakai metode terbaru yang disebut Blended Learning Solution (BLS) yang memadukan pembelajaran di kelas, coaching atau mentoring, dan on the job atau terjun langsung ke lapangan. Konsep ini disebut 70:20:10, artinya 70 persen untuk pengalaman lapangan, 20 persen untuk coaching dan mentoring, serta 10 persen untuk pembelajaran di kelas. Coach atau mentor haris dari dalam dan dari luar: yang dari internal antara lain BOD, direktur, dan group head ( kepala divisi).

Tingkat Partisipasi Pembelajaran

Metode BLS yang digunakan dalam pembelajaran corpu memadukan teori dengan praktik di lapangan metode ini membuat pegawai/pembelajaran dapar merasakan pembelajaran dapat merasakan manfaat yang dapat merasakan manfaat yang signifikan karena inline dengan persoalan yang sedang dihadapi.

          Ada tida hal penting yang dapat membuat tingkat partisipasi pembelajaran menjadi tinggi,yaitu:

  • WIIFM (What In It For me)
  • Business issue yang timbuk dari tempat area bekerja (Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan bisnis)
  • Teknologi baru atau tren baru dalam pembelajaran, inovasi yang diberikan membantu program menjadi banyak peminatnya.

 

Bogor, 10022020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun