Kompasianer,
Kali ini saya mencoba membedah buku yang diterbitkan oleh PT. Swasembada Media Bisnis dan PLN Corporate University, kali ini yang dibedah pada bagian I "Kultur Pembelajaran" pada Bab 2, sebuah tulisan dari Ripy Mangkoesoebroto adalah pendiri dan CEO 3V, perusahaan konsultan Indonesia yang punya spesialisasi dalam layanan transformasi digital dan penasehatan dibidang managemen SDM banyak memeiliki pengalaman profesional selama 25 tahun ini. Alumni S1 Universitas Indonesia disiplin ilmu Psikologi dan meraih gelar master Design Sistem Pendidikan dan Pelatihan di Universitas Twente.
Judul buku yang dibedah "Corporate University dan Budaya Perusahaan : Membangun Perusahaan di Era Revolusi Industri 4.0"
Perubahan Teknologi Membawa Perubahan Pada Pekerjaan
- Analisis yang dilakukan oleh Deloitte dan PwC memperkirakan bahwa kisaran tahun 2030 akan ada sekitar 800 juta pekerjaan bahkan sampai 30% pekerjaan tergantikan oleh teknologi. Akan ada pekerja dan perusahaan yang dapat beradaptasi dan akan ada yang tertinggal. Hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang akan bertahan.
- Akan ada pekerjaan yang hilang, namun muncul pekerjaan baru. Di Inggris selama 2001-2015 muncul 3.5 juta pekerjaan baru berkat perkembangan teknologi.
- Kebutuhan Ketrampilan kerja bergeser. Manusia diharapkan beralih mengerjakan tugas yang lebih kompleks dan bermakna. Harapannya gabungan manusia dan mesin akan membuat lompatan yang tinggi
Jenis Pekerjaan yang akan tetap bertahan
- Pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah kompleks
- Pikiran Kritis
- Kreativitas
- Pengelolaan sumber daya manusia
- Koordinasi dengan orang lain
- Kecerdasan emosional
- Penilaian dan Pengambilan Keputusan
- Orientasi service
- Negosiasi
- Fleksibilitas Kognitif
Membangun budaya inovasi sebagai jiwa perusahaan
Salah satu jenis budaya perusahaan yang paling sering dikaitkan dengan perubahan teknologi dan inovasi adalah budaya inovasi untuk menjadi perusahaan digital, becoming a digital organization. Perusahaan yang menggunakan model kerja kolaboratif dan inovatif, seperti design thinking, terbukti memiliki  Tingkat perkembangan hampir 2 kali lipat dibanding perusahaan sejenis.
Budaya inovasi memiliki ciri-ciri tersendiri; semua jajarannya dimulai dari pimpinannya sangat menghargai proses belajar yang berkesinambungan, dan mengambil risiko untuk perbaikan, serta berjiwa enterpreneur.
Pemimpin di perusahaan yang inovatif harus dapat menerima ketika tim melakukan kesalahan dan menjadikannya karena eksperiman yang dilakukan, serta mengambil risiko melakukan sesuatu yang baru, dan tidak takut berbeda.
Gaya kepemimpinan ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi di perusahaan mapan, karena di perusahaan yang inovatif selalu mengantisipasi perubahan dan kebutuhan di masa datang sesuai dengan perubahan lingkungan, tuntutan pelanggan dan teknologi serta faktor lainnya.
Dampak revolusi industri 4.0 pada budaya perusahaan
Budaya perusahaan harus mengakomodir inovasi terhadap perubahan teknologi, beberapa perusahaan yang gagal berinovasi tidak akan bisa bertahan, misalnya NOKIA, sebaliknya perusahaan yang mampu melebur dengan teknologi akan berhasil, misalnya AirBnbGrab, 3M, Walt Disney.
Dampak Multigenerasi terhadap budaya Perusahaan
Keberadaan keragaman generasi mulai generasi baby boomer hingga generasi X,Y,Z di dunia kerja akan membawa pengaruh terhadap budaya perusahaan. Generasi muda, atau generasi X,Y,Z, akan lebih mudah menerima teknologi dibanding generasi tua dan mereka akan lebih mudah melakukan inovasi. Kesenjangan ini tidaklah gampang diatasi. Adanya CorpU dianggap menjadi sebuah solusi.
CorpU Sebagai Simbol Budaya Inovasi dan Pencetak Pemimpin Budaya Inovasi
CorpU adalah simbol pembelajaran berkesinambungan bagi perusahaan. Dengan adanya CorpU perubahan teknologi dan inovasi dapat ditangkap dan dikembangkan sehingga menjadi pendorong perubahan dan think thank strategis perusahaan. Pemimpin pemimpin yang berinovasi akan dilahirkan dari corpU. Di era kemajuan teknologi peran CorpU meningkat menjadi network builder.
Gelombang tsunami informasi membuat CorpU semakin diperlukan untuk menyaring dan mengkristalisasi informasai sekaligus membuka pola pikir dan jalur akses mendapatkan informasi dan pemaparan dari luar lingkungan korporasi
Perkembangan CorpU di Indonesia dan dunia
Di Indonesia corpU mulai populer di tahun 2000. Hampir semua bank besar dan BUMN terkemuka seperti Telkom, PLN, dan Pertamina memilikinya. Di dunia, CorpU pertama muncul di Amerika, General Electic (GE) adalah perusahaan yang mendirikan CorpU pertama tahun 1956. Semenjak itu, perusaahaan besar selalu memasukkan CorpU daalam sistem organisasi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H