Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hilang di Telan Bumi #10

5 November 2019   08:04 Diperbarui: 5 November 2019   08:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Winda sebenarnya ingin berterus terang, tapi bagaimana.?"

Mereka sudah bersepakat untuk tidak ada yang pacaran, Winda dan Jarot sudah melanggarnya, Winda ingin memberi kejutan di April Mop, justru Winda dan semua pada terkejut, kalau Winda berterus terang sekarang, tentu akan seru lagi ceritanya.

"Tidak, aku tidak akan berterus terang sekarang."Kata hati Winda

Bapak dan ibu Jarot sebenarnya ada rasa kasihan melihat Winda dan Arian, kehilangan seorang sahabat, ingin sekali bapak dan ibu Jarot menceritakan keberadaan Jarot, namun dia masih ingat pesan Jarot untuk tidak menceritakan dimana keberadaan Jarot.

Apalagi kalau Arian dan Winda datang di pagi minggu, kemudian mereka berkumpul di rumah Jarot, kalau dulu mereka sering gantian, bulan ini mereka di rumah Jarot, bulan depan di rumah Winda dan bulan depanya di rumah Arian, orangtua masing-masing memasak makanan kesukaan anak-anaknya, biasanya mereka sore atau malam hari baru pulang, kalau tidak ada kegiatan mendaki gunung atau kemping.

Sampai enam bulan ini, kegiatan itu masih mereka lakukan, sayangnya kini tinggal berdua, Arian dan Winda, tidak ada Jarot bersama mereka, sama seperti hari ini, ibu Jarot memasak masakan kesukaan Jarot.

Gurami goreng dan ikan mas masak asam manis makanan kesukaan Jarot, saat makanan semua di hidangkan, bapak dan ibu Jarot, Monik, Arian serta Winda duduk di meja makan, terlihat ibu Jarot menitikan air mata, semua melihat itu, spontan Monik dan Winda mendekati ibu dan memeluk ibu, memberi kekuatan agar ibu tetap sabar.

Suasana hening sejenak, gurame goreng dan ikan mas asam manis, menunggu disantap oleh mereka, namun suasana menjadi kurang enak.

"Mari kita makan dulu bersama." Bapak mencoba mencairkan suasana

Bapak mengambil ikan mas, mengambil nasi dan mengajak Arian mengikutinya, ibu berdiri ,"Kalian makan dulu ya, ibu cuci muka sebentar."

Winda dan Monik menggandeng ibu, ibu ke westafel, membuka kran air dan membasuh muka, kemudian ibu mengambil handuk yang di gantung, tersenyum kearah Winda dan Monik."Ayo kita makan."

Bogor.05112019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun