Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mencari Keberadaan Jarot #9

4 November 2019   20:06 Diperbarui: 4 November 2019   20:11 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mencari Keberadaan Jarot

Mengalir air mata penyesalan Winda apabila mengingat keceroboan yang dia lakukan, Siang itu cuaca sangat cerah, namun tidak secerah hati Winda, dia pergi  ke rumah Arian siapa tahu Jarot ada disana.

"Arian, bangun ada Winda di depan." Kata ibu nya dari luar pintu kamarnya

Arian bangkit dari tidur, berjalan menuju pintu kamarnya, dibukanya perlahan," Ada Winda diluar." Kata Ibunya

"Ia bu, sebentar nanti Arian keluar."

Arian kembali masuk kamar mengganti baju yang dia kenakan, kemudian melihat ke cermin, sidikit merapikan rambutnya kemudian dia keluar.

"Sudah selesai semedinya tuan puteri.?" Sapa Arian begitu melihat Winda

"Jarot ada kesini.?" Tanya Winda

"Ada tadi malam, sepulang kerja dia main kesini, sampai jam delapan malam, terus pulang, emang kenapa.?" Tanya Arian

"Ngak apa, aku tadi main kerumah Jarot, Kata Monik Jarot tadi malam sekitar jam 11 malam pergi, entah kemana, sampai tadi pagi tidak ada kabar beritanya."

"Apa dia mendaki gunung dadakan, atau tugas keluar daerah." Tanya  Arian

"Kurang tahu juga, mungkin juga soalnya ini kan hari libur.?"

"Tapi tidak biasanya Jarot seperti ini dengan kita." Jawab Winda sendiri

"Kita tunggu saja paling nanti siang atau sore sudah ada batang hidungnya, sekarang temenin aku makan yuk....dari sehabis sholat aku dikamar saja tadi, belum makan."Kata Arian

Winda langsung masuk kedalam, karena sudah biasa seperti ini, baik di rumahnya, atau di rumah Jarot, mereka sudah menganggap seperti rumah sendiri, dan orang tua masing-masing sudah mengetahui itu, mereka bersahabat seperti bersaudara.

Sampai siang hari tidak ada kabar dari Jarot, bahkan Winda sudah makan siang lagi di rumah Arian, tapi tidak ada Jarot muncul disitu, akhirnya Winda pamit untuk pulang.

"Aku pulang saja dulu ya,"Kata Winda

"Ya sudah, sebentar aku antar." Kata Arian

Awalnya Winda ingin langsung ke rumah Jarot lagi, namun karena Arian mau mengantarkan, ia urungkan niat itu, dia khawatir kalau nanti ke rumah Jarot, dia di bonceng Arian, karena belum menjelaskan tentang undangan perkawinan palsu itu.

Sesampai di rumah Winda Arian tidak langsungsung pulang, ibu Winda sedang membuat kolak pisang, Arian ikut menikmati kolak pisang bersama-sama Winda dan kedua orang tuanya.

"Arian nanti kalau pulang ibu titip kolak pisang ya, buat bapak sama ibu, ibu juga minta tolong di antarkan kolak pisang ke rumah Jarot, dia harus menikmati ini juga, kolak pisang buatan ibu."

"Yang untuk Jarot biar nanti saja bu, yang untuk bapak dan Ibu Arian saja." Timpal Winda Cepat

"Biar sekalian sama Arian saja,bu yang untuk Jarot."Kata Arian

"Ia Win, biar Arian saja tidak bolak balik." Kata ibunya

"Sama Winda saja bu, Winda sekalian ada perlu sama Monik."Alasan Winda

"Kalau gitu, barengan saja, biar Arian antar sama Winda, sekalian mau ketemu Jarot."Kata Arian

"Ngak usah, biar nanti Winda sendiri."Cepat Winda memotong

"Ya sudah, ibu Arian nambah boleh kan."Kata Arian

"Ia boleh lah, ibu kebetulan buat banyak."

"Hehhhh.....ngurangi jatah Winda, ini mah." Kata Winda

"Sama ibu boleh kok, kata Arian."

"Kan bisa nambah yang nanti di bawa."

"Itu jatah bapak sama ibu di rumah."

"Modus...."

Mereka tertawa semua, ibupun ikut  tertawa kali ini, memang hal-hal seperti ini sudah sering ibu mendengarnya, persahabatan mereka, banyak kawan-kawan mereka yang iri melihat mereka bertiga.

*****

Waktu menunjukan pukul lima sore, Winda terlihat sudah rapi, seperti biasa, baju kaos, celana jean dan sepatu olah raga, dia membawa rantang berisi kolak pisang buatan ibunya untuk Jarot beserta keluarganya, dengan menggunakan kendaraan umum Winda berangkat sendiri kesana

"Nanti jangan terlewat malam ya." Pesan ibunya

"Pulangnya minta antar Jarot saja." Lanjut ibunya

"Ia bu, Win pamit dulu bu, Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Sekitar empat puluh lima menit, Winda sudah sampai di rumah Jarot, kebetulan di rumah cuma ada Monik sendiri, bapak dan ibunya belum pulang dari tadi siang ada acara kawinan.

"Jarot ada mon."

"Belum ada berita kak, dari tadi malam, memang belum ada ngabari kak Winda.?" Monik balik bertanya

"Atau dirumah kak Arian.?" Tanya Monik

"Kak Win sudah dari rumah kak Arian, dia tidak tahu juga, dan tidak ada berita."

"Kak Jarot ada omong-omong atau bagaimana.?"Tanya Winda

"Tidak ada kak, biasanya selalu omong, kalau mau pergi, minimal kasih catatan kertas di kulkas."

"Tapi Monik tidak tahu kalau sama bapak dan ibu, soalnya tadi malam, ada paket datang, Monik yang terima, terus kasihkan ke kak Jarot, habis itu Monik masuk kamar, langsung tidur."

"Ya sudah coba nanti Winda nunggu bapak sama ibu aja."

"Di dalam aja kak, Monik tinggal mandi dulu ya."

"Ia Mon, kak Win sambil nonton TV aja."

 Monik sepertinya gerak cepat mandinya, tidak sampai lima belas menit dia sudah rapi dan duduk diruang keluarga menemani Winda, kemudian dia menikmati kolak pisang yang dibawa Winda, karena memang Winda membawa cukup banyak,"Kak Winda mau makan kolaknya juga sama Mon."

"Kak Winda sudah banyak tadi makan di rumah, Monik aja."

Sambil makan kolak, mereka sambil menikmati siaran TV swasta melalui jaringan TV Kabel yang ada,"Kok kak Win seperti orang bingung sih.?"

"Ngak Kak Win cuma ke fikiran kak Jarot."

"Ah, paling kak Jarot jalan ke mana gitu, paling satu dua hari juga sudah pulang."

"Iya, mudahan saja,"

Terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah,"Nah, itu bapak sama ibu sudah pulang."Kata Monik seraya berdiri dan menuju ruang tamu membuka pintu, diikuti Winda di belakangnya

"Assalamualaikum." Terdengar suara ibu dari luar

"Waalaikum salam," Jawab Winda dan Monik bersamaan

Winda dan monik bergantian menyalami dan mencium tangan ibu.

"Sudah lama, Win?"

"Baru bu, ada salam dari ibu."

"Kak Winda bawa kolak pisang bu, ini monik sudah habis satu piring."

"Ibu sama bapak sehat Win.?" Tanya ibu

"Alhamdulillah sehat ibu."

"Winda sama Monik dulu ya, ibu langsung mau mandi, gerah."Kata Ibu

Sementara Winda sama Monik masih menunggu bapak yang memasukan mobil ke garasi dan menutup pintu garasi, Winda dan Monik menyalami bapak dan mencium tangannya.

"Sendirian Win, Arian mana.?"

"Ia pak sendiri, mau cari Jarot hari ini tidak ada beritanya."

"Lha,...bapak kira malah sudah bicara sama kalian, kan kalin bertiga malah lebih tahu dari kami --kami orang tua."Lanjut bapak

"Tadi malam Jarot bilang sama ibu dan bapak, mau pergi katanya ada panggilan kerja diluar negri, tadi malam ada paket gitu, nanti tidak usah di cari, nanti di kabari, cuma bilang seperti itu."

"Bapak fikir, ya sudahlah paling acara kalian bertiga, Arian juga tidak tahu.?"

"Tidak tahu pak, saya tadi siang ke rumah Arian, terus pulangnya di antar Arian, dia juga tidak tahu."

"Ya, sudah kita tunggu saja, paling satu dua hari dia sudah pulang,"kata bapak.

Winda melihat ketulusan di mata bapak, tidak ada yang disembunyikan artinya Jarot memang pergi tidak bilang siapapun, Winda juga tidak menyampaikan mungkin kepergian Jarot terkait dengan undangan palsu itu.

Bogor, 04112019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun