"Kurang tahu juga, mungkin juga soalnya ini kan hari libur.?"
"Tapi tidak biasanya Jarot seperti ini dengan kita." Jawab Winda sendiri
"Kita tunggu saja paling nanti siang atau sore sudah ada batang hidungnya, sekarang temenin aku makan yuk....dari sehabis sholat aku dikamar saja tadi, belum makan."Kata Arian
Winda langsung masuk kedalam, karena sudah biasa seperti ini, baik di rumahnya, atau di rumah Jarot, mereka sudah menganggap seperti rumah sendiri, dan orang tua masing-masing sudah mengetahui itu, mereka bersahabat seperti bersaudara.
Sampai siang hari tidak ada kabar dari Jarot, bahkan Winda sudah makan siang lagi di rumah Arian, tapi tidak ada Jarot muncul disitu, akhirnya Winda pamit untuk pulang.
"Aku pulang saja dulu ya,"Kata Winda
"Ya sudah, sebentar aku antar." Kata Arian
Awalnya Winda ingin langsung ke rumah Jarot lagi, namun karena Arian mau mengantarkan, ia urungkan niat itu, dia khawatir kalau nanti ke rumah Jarot, dia di bonceng Arian, karena belum menjelaskan tentang undangan perkawinan palsu itu.
Sesampai di rumah Winda Arian tidak langsungsung pulang, ibu Winda sedang membuat kolak pisang, Arian ikut menikmati kolak pisang bersama-sama Winda dan kedua orang tuanya.
"Arian nanti kalau pulang ibu titip kolak pisang ya, buat bapak sama ibu, ibu juga minta tolong di antarkan kolak pisang ke rumah Jarot, dia harus menikmati ini juga, kolak pisang buatan ibu."
"Yang untuk Jarot biar nanti saja bu, yang untuk bapak dan Ibu Arian saja." Timpal Winda Cepat