Salam Petualang,
Pontianak - Sintang -- Hari kedua
Sintang merupakan salah satu Daerah Otonomi Tingkat II di Provinsi Kalimantan Barat, memiliki luas wilayah 21.635 km2, penduduk Sintang terdari multi etnis, dengan mayoritas penduduk adalah Suku Dayak dan Melayu.
Jembatan Tayan
Dua jembatan panjang di Indonesia sudah saya jajal, yaitu jembatan Suramadu di Jawa Timur dan Jembatan Pasupati Bandung, kini saya berkesempatan melintas di jembatan terpanjang ke tiga di Indonesia, Jembatan Tayan, lengkapnya Jembatan Kapuas Tayan.
Saat saya melintas di jalan ini, matahari lagi terik-teriknya, sehingga saya tidak menyaksikan matahari terbit maupun matahari terbenam, kata penduduk sekitar pagi hari dan sore hari ramai dikunjungi jembatan ini.
Jembatan ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Maret 2016, Designnya mirip dengan Sydney Harbour Bridge yang ada di Australia.
Saya menikmati dari semua sisi jembatan ini, tak ketinggalan berfoto ria, sangat indah sekali jembatan ini.
Museum Kapal Bandong
Ada sebuah Museum yang unik di Sintang ini, dia adalah Museum Kapal Bandong yang terletak di Jalan Sintang Kelam, kenapa saya katakan unik karena Museum ini berada di dalam bangunan kapal, banyak juga masyarakat yang menyebutnya "Perahu Nabi Nuh."
Menuju Museum ini hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari pusat kota Sintang, warna kapal ini kombinasi warna merah dan biru, sangat bagus untuk spot foto disini.
Seperti alat-alat musik, terdapat juga lukisan dan foto-foto disini, kalau kita turun ke bagian bawah juga terdapat mesin kapal Bandong buatan Belanda yang masih terlihat rapi dan masih berfungsi katanya.
Istana Al Mukarramah
Sehabis melaksanakan Sholat Jum`at saya mampir ke Istana Al-Mukarramah Kesultanan Sintang, yang terletak di Jalan Bintara, Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, yang tidak terlalu jauh dari tempat kami Sholat Jum`at tadi.
Istana ini sangat strategis, di depannya terlihat sungai yang cukup tenang, kami pun berselfie ria dulu sebelum memasuki Istana.
Disini ada satu yang paling terkenal adalah design dan patung asli rancangan lambang negara yang di rancang oleh Sultan Hamid II, Syarif Abdul Hamid Alkadrie dan beberapa peninggalan sejarah lainnya ada di sini.
Bukit Kelam
Bukit ini memiliki ketinggian 900 mdpl, salah satu tujuan wisata setiap wisatawan yang memasuki kota Sintang, ada beberapa versi cerita legenda keberadaan Bukit Kelam ini.
Versi pertama ada yang mengatakan Bukit Kelam ini adalah sebuah batu meteor raksasa yang jatuh, sedang versi kedua mengatakan Bukit Kelam adalah batu besar yang diangkut oleh pemuda Dayak yang bernama Bujang Besji yang ingin menutup sungai melawi dengan sungai Kapuas, namun di tengah jalan ia di goda oleh bidadari-bidadari dan akhirnya batu itu terjatuh disini.
Bagi yang ingin kemping disinipun diperbolehkan asal ijin terlebih dahulu, biaya masuk atau mendekati lokasi ini kita hanya membayar Rp. 10.000,-
Sangat menawan dan sangat seru.
Keesokan harinya saya kembali ke Pontianak menggunakan pesawat, untuk melanjutkan perjalanan ke Singkawang.
Hayo, Jelajah Indonesia.
Bogor, 27062019
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H