Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Pontianak-Sintang (Bagian 2 - Habis)

27 Juni 2019   06:55 Diperbarui: 27 Juni 2019   06:58 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Petualang,

Pontianak - Sintang -- Hari kedua

Sintang merupakan salah satu Daerah Otonomi Tingkat II di Provinsi Kalimantan Barat, memiliki luas wilayah 21.635 km2, penduduk Sintang terdari multi etnis, dengan mayoritas penduduk adalah Suku Dayak dan Melayu.

dokpri
dokpri
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang adalah perbukitan, Sintang merupakan Daerah terbesar kedua di Kalimantan Barat.

Jembatan Tayan

dokpri
dokpri

Dua jembatan panjang di Indonesia sudah saya jajal, yaitu jembatan Suramadu di Jawa Timur dan Jembatan Pasupati Bandung, kini saya berkesempatan melintas di jembatan terpanjang ke tiga di Indonesia, Jembatan Tayan, lengkapnya Jembatan Kapuas Tayan.

Saat saya melintas di jalan ini, matahari lagi terik-teriknya, sehingga saya tidak menyaksikan matahari terbit maupun matahari terbenam, kata penduduk sekitar pagi hari dan sore hari ramai dikunjungi jembatan ini.

dokpri
dokpri
Terletak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dengan panjang 1.420 meter, jembatan ini menghubungkan kota Tayan dengan Desa Piasak.

Jembatan ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Maret 2016, Designnya mirip dengan Sydney Harbour Bridge yang ada di Australia.

Saya menikmati dari semua sisi jembatan ini, tak ketinggalan berfoto ria, sangat indah sekali jembatan ini.

Museum Kapal Bandong

dokpri
dokpri

Ada sebuah Museum yang unik di Sintang ini, dia adalah Museum Kapal Bandong yang terletak di Jalan Sintang Kelam, kenapa saya katakan unik karena Museum ini berada di dalam bangunan kapal, banyak juga masyarakat yang menyebutnya "Perahu Nabi Nuh."

Menuju Museum ini hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari pusat kota Sintang, warna kapal ini kombinasi warna merah dan biru, sangat bagus untuk spot foto disini.

dokpri
dokpri
Pengunjung bisa memasuki museum ini dengan membayar terlebih dahulu, biaya karcis tidak mahal hanya Rp. 5.000,- per orangnya, di dalam kita bisa menikmati berbagai hasil seni dan budaya, seperti kain tenun ikat Sintang, manik-manik, patung pahat serta beberapa kerajinan tangan lainnya.

Seperti alat-alat musik, terdapat juga lukisan dan foto-foto disini, kalau kita turun ke bagian bawah juga terdapat mesin kapal Bandong buatan Belanda yang masih terlihat rapi dan masih berfungsi katanya.

Istana Al Mukarramah

dokpri
dokpri

Sehabis melaksanakan Sholat Jum`at saya mampir ke Istana Al-Mukarramah Kesultanan Sintang, yang terletak di Jalan Bintara, Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, yang tidak terlalu jauh dari tempat kami Sholat Jum`at tadi.

Istana ini sangat strategis, di depannya terlihat sungai yang cukup tenang, kami pun berselfie ria dulu sebelum memasuki Istana.

dokpri
dokpri
Luas Istana ini 652 m2, di bangun pada tahun 1937 pada masa pemerintahan  raja ke-24  ialah Raden Abdul Bachri Danu Perdana.

Disini ada satu yang paling terkenal adalah design dan patung asli rancangan lambang negara yang di rancang oleh Sultan Hamid II, Syarif Abdul Hamid Alkadrie dan beberapa peninggalan sejarah lainnya ada di sini.

dokpri
dokpri
Setelah puas ber foto selfie kami melanjutkan makan siang di restoran terapung di pinggir sungai, makannya udang galah goreng dan kelapa muda, sangat nikmat di makan siang-siang di temani alunan ombak apabila ada kapal yang lewat.

Bukit Kelam

dokpri
dokpri

Bukit ini memiliki ketinggian 900 mdpl, salah satu tujuan wisata setiap wisatawan yang memasuki kota Sintang, ada beberapa versi cerita legenda keberadaan Bukit Kelam ini.

Versi pertama ada yang mengatakan Bukit Kelam ini adalah sebuah batu meteor raksasa yang jatuh, sedang versi kedua mengatakan Bukit Kelam adalah batu besar yang diangkut oleh pemuda Dayak yang bernama Bujang Besji yang ingin menutup sungai melawi dengan sungai Kapuas, namun di tengah jalan ia di goda oleh bidadari-bidadari dan akhirnya batu itu terjatuh disini.

dokpri
dokpri
Kita tidak membicarakan apapun versi yang ada kita membicarakan keindahan dan kita taklukkan Bukit Kelam, kalau yang sudah terbiasa mendaki, kalau ingin naik ke atas waktu yang kita butuhkan sekitar 2 jam saja, tetapi bagi yang pemula bisa menggunakan waktu 3 sampai 4 jam waktu tempuh, pepohonan yang langka masih banyak kita temui selama menuju puncak, sampai di atas terlihat kota Sintang dan hamparan pohon yang masih hijau.

Bagi yang ingin kemping disinipun diperbolehkan asal ijin terlebih dahulu, biaya masuk atau mendekati lokasi ini kita hanya membayar Rp. 10.000,-

Sangat menawan dan sangat seru.

Keesokan harinya saya kembali ke Pontianak menggunakan pesawat, untuk melanjutkan perjalanan ke Singkawang.

Hayo, Jelajah Indonesia.

Bogor, 27062019

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun