Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajahi Sumatera Barat (3 Selesai)

21 Juni 2019   06:47 Diperbarui: 21 Juni 2019   07:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Petualang,

Hari Ketiga, Sumatera Barat

Kompasioner, hari ketiga adalah hari bebas buat kami untuk mengatur jadual kunjungan, destinasi mana yang akan di jajal.

Pantai Panjang Padang

dokpri
dokpri

Menyeruput kopi, memandang laut lepas, adalah kenikmatan tersendiri bagi para pelancong, sebelum memulai menjelajah, apalagi kalau kopi yang diseruput di temani oleh pisang goreng atau nasi goreng, menambah indah suasana.

Pagi ini saya sarapan Lontong pical, dan sedikit gorengan, seraya melihat para nelayan yang menggunakan jaring menangkap ikan secara tradisional di pinggiran pantai.

Kami menyaksikan beberapa kelompok anak muda, dan sedikit orang tua yang jogging, mengitari jalan yang ada di pinggir pantai, terlihat juga beberapa orang yang sedang tawar menawar untuk menyewa sepeda, agar tidak terlalu lelah kalau berjalan di Pantai Panjang ini.

Objek foto yang menarik adalah monumen "Kota Padang" serta monument merpati perdamaian, banyak yang menggunakan kendaraan roda empat, hanya turun sebentar, kemudian setelah ber foto di dua tempat tersebut, kembali masuk kendaraan untuk melanjutkan perjalanan.

Dari kejauhan di lereng gunung di pasang tulisan yang cukup besar "Padang Kota Tercinta"

Pasir pantai berwarna cokelat, terlihat ada yang bermain, berselancar dan bercanda ria di pinggir pantai.

Puas dengan pantai ini kami melanjutkan perjalanan ke "Jembatan Siti Nurbaya"

Jembatan Siti Nurbaya

dokpri
dokpri

Jembatan ini menjadi salah satu destinasi wisata juga di Padang, Sumatera Barat, katanya kalau sore hari jembatan ini lebih ramai lagi pengunjungnya, untuk melihat matahari terbenam, dan pada sore hari banyak kuliner khas Padang yang di jual disini, sayangnya kami disini siang hari, sehingga kami hanya melihat terik mentari.

dokpri
dokpri
Jembatan Siti Nurbaya berdiri diatas Sungai Batang Arau, mulai dibangun pada tahun 1995 selesai dan diresmikan pada tahun 2002, dengan panjang 156 meter, jembatan ini menghubungkan Kota Tua Padang dan sebuah tempat bernama Taman Siti Nurbaya di Gunung Padang.

dokpri
dokpri
Siti Nurbaya adalah sebuah cerita legenda yang berasal dari Sumatera Barat, Novel ini adalah sebuah karya dari Marah Rusli, salah seorang sastrawan angkatan Balai Pustaka.

Di Gunung padang ada sebuah makam, yang dipercaya sebagai makam Siti Nurbayah, banyak yang berziarah ketempat ini.

Pantai Air Manih

dokpri
dokpri

Pantai Air manih terletak dibelakang Gunung Padang atau tepatnya di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

Pantai ini memiliki ombak yang sangat kecil, sehingga aman bagi anak-anak untuk bermain, dengan pasir yang berwarna kecoklatan, dari pantai ini kita melihat punggung Gunung Padang dan ada dua pulau kecil yaitu, Pulau Pisang Kecil dan Pulau Pisang Besar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pantai.

dokpri
dokpri
Yang menarik lagi di pantai ini ada legenda yang sangat kesohor, yaitu Malin Kundang.

Malin Kundang

dokpri
dokpri

Legenda Malin Kundang adalah legenda yang sangat populer bukan saja di Sumatera Barat, tapi sampai ke pelosok Tanah Air, dan beberapa kali di angkat dalam layar lebar dan layar kaca.

Inti dari kisah Malin Kundang adalah seorang anak wajib berbakti kepada orang tua.

dokpri
dokpri
Disini kita akan melihat patung Malin Kundang, dan tali kapal serta pecahan kapal Malin Kundang yang di kutuk menjadi Batu.

Lepas dari cerita legenda tersebut, patung Batu Malin Kundang menjadi daya Tarik utama dari Pantai ini.

Monumen Gempa

dokpri
dokpri

Untuk mengenang peristiwa gempa tahun 2009, di Sumatera Barat, Gempa yang terjadi pada pukul 17.16 menit, pada hari Rabu 30 September 2009, dengan kekuatan 7,9 Skala Rechter, yang meluluh lantakan kota Padang Pariaman, Kota Padang, Sebagian Kabupaten Agam, Bukit Tinggi, Pasaman Barat, dan sebagian Pesisir Selatan.

Jumlah korban dari data yang ada di museum sebanyak 1.117 jiwa meninggal, 1.214 luka berat, 1.688 luka ringan, 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, 78.604 rumah rusak ringan.

dokpri
dokpri
Monumen gempa diresmikan pada tanggal 30 September 2010 bersamaan dengan diresmikannya Museum Gempa 30 September 2009.

Pada prasasti ini setelah tanda tangan, terdapat dua mata sedang menangis dan di bawah relief terdapat terlihat suasana gempa, di belakang prasasti terdapat empat buah tugu yang berisi puisi yang ditulis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gamawan Fauzi, Junaidi Perwata dan Fauzi Bahar, di depan tugu terdapat tugu lainnya yang berisi nama-nama korban gempa asal kota Padang sebanyak 393 orang.

Museum Gempa Padang

dokpri
dokpri

 Museum Gempa Padang yang diresmikan pada tanggal 30 September 2010, akhirnya pada tanggal 26 Maret 2016 resmi di pindahkan ke Museum  Adityawarman, pemindahan ini dilakukan karena di tempat yang lama yang berada di Gedung Genta Budaya Sumatera Barat terlihat sepi pengunjung, karena banyak yang tidak tahu tempat tersebut.

dokpri
dokpri
Peresmian pemindahan Museum ini di tandai dengan pengguntingan pita oleh Walikota Padang, H.Mahyeldi Dt Marajo.

Museum gempa terletak di belakang Museum Adityawarman, di Museum ini kita akan menyaksikan bagaimana penderitaan para korban bencana ini.

dokpri
dokpri
Kompasioner, selesai dari Museum gempa kami mencari makan dulu, oleh driver yang mengantar kami diarahkan ke rumah makan yang cukup besar di Padang ini, rasanya memang enak, nikmat dan murah, setelah selesai kami minta diantar ke Bandara untuk kembali ke Jakarta.

Sumbar # H3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun