Salam Petualang,
Hari Ketiga, Sumatera Barat
Kompasioner, hari ketiga adalah hari bebas buat kami untuk mengatur jadual kunjungan, destinasi mana yang akan di jajal.
Pantai Panjang Padang
Menyeruput kopi, memandang laut lepas, adalah kenikmatan tersendiri bagi para pelancong, sebelum memulai menjelajah, apalagi kalau kopi yang diseruput di temani oleh pisang goreng atau nasi goreng, menambah indah suasana.
Pagi ini saya sarapan Lontong pical, dan sedikit gorengan, seraya melihat para nelayan yang menggunakan jaring menangkap ikan secara tradisional di pinggiran pantai.
Kami menyaksikan beberapa kelompok anak muda, dan sedikit orang tua yang jogging, mengitari jalan yang ada di pinggir pantai, terlihat juga beberapa orang yang sedang tawar menawar untuk menyewa sepeda, agar tidak terlalu lelah kalau berjalan di Pantai Panjang ini.
Objek foto yang menarik adalah monumen "Kota Padang" serta monument merpati perdamaian, banyak yang menggunakan kendaraan roda empat, hanya turun sebentar, kemudian setelah ber foto di dua tempat tersebut, kembali masuk kendaraan untuk melanjutkan perjalanan.
Dari kejauhan di lereng gunung di pasang tulisan yang cukup besar "Padang Kota Tercinta"
Pasir pantai berwarna cokelat, terlihat ada yang bermain, berselancar dan bercanda ria di pinggir pantai.
Puas dengan pantai ini kami melanjutkan perjalanan ke "Jembatan Siti Nurbaya"
Jembatan Siti Nurbaya
Jembatan ini menjadi salah satu destinasi wisata juga di Padang, Sumatera Barat, katanya kalau sore hari jembatan ini lebih ramai lagi pengunjungnya, untuk melihat matahari terbenam, dan pada sore hari banyak kuliner khas Padang yang di jual disini, sayangnya kami disini siang hari, sehingga kami hanya melihat terik mentari.
Di Gunung padang ada sebuah makam, yang dipercaya sebagai makam Siti Nurbayah, banyak yang berziarah ketempat ini.
Pantai Air Manih
Pantai Air manih terletak dibelakang Gunung Padang atau tepatnya di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Pantai ini memiliki ombak yang sangat kecil, sehingga aman bagi anak-anak untuk bermain, dengan pasir yang berwarna kecoklatan, dari pantai ini kita melihat punggung Gunung Padang dan ada dua pulau kecil yaitu, Pulau Pisang Kecil dan Pulau Pisang Besar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pantai.
Malin Kundang
Legenda Malin Kundang adalah legenda yang sangat populer bukan saja di Sumatera Barat, tapi sampai ke pelosok Tanah Air, dan beberapa kali di angkat dalam layar lebar dan layar kaca.
Inti dari kisah Malin Kundang adalah seorang anak wajib berbakti kepada orang tua.
Lepas dari cerita legenda tersebut, patung Batu Malin Kundang menjadi daya Tarik utama dari Pantai ini.
Monumen Gempa
Untuk mengenang peristiwa gempa tahun 2009, di Sumatera Barat, Gempa yang terjadi pada pukul 17.16 menit, pada hari Rabu 30 September 2009, dengan kekuatan 7,9 Skala Rechter, yang meluluh lantakan kota Padang Pariaman, Kota Padang, Sebagian Kabupaten Agam, Bukit Tinggi, Pasaman Barat, dan sebagian Pesisir Selatan.
Jumlah korban dari data yang ada di museum sebanyak 1.117 jiwa meninggal, 1.214 luka berat, 1.688 luka ringan, 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, 78.604 rumah rusak ringan.
Pada prasasti ini setelah tanda tangan, terdapat dua mata sedang menangis dan di bawah relief terdapat terlihat suasana gempa, di belakang prasasti terdapat empat buah tugu yang berisi puisi yang ditulis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gamawan Fauzi, Junaidi Perwata dan Fauzi Bahar, di depan tugu terdapat tugu lainnya yang berisi nama-nama korban gempa asal kota Padang sebanyak 393 orang.
Museum Gempa Padang
 Museum Gempa Padang yang diresmikan pada tanggal 30 September 2010, akhirnya pada tanggal 26 Maret 2016 resmi di pindahkan ke Museum  Adityawarman, pemindahan ini dilakukan karena di tempat yang lama yang berada di Gedung Genta Budaya Sumatera Barat terlihat sepi pengunjung, karena banyak yang tidak tahu tempat tersebut.
Museum gempa terletak di belakang Museum Adityawarman, di Museum ini kita akan menyaksikan bagaimana penderitaan para korban bencana ini.
Sumbar # H3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H