"Main di Kayu Tangi saja pak, terus ke kelampaiyan, dan menyusuri sungai, Â melihat pasar terapung."
Bus mulai bergerak, kami saling berdiam, sama-sama ingin beristirahat, terlihat Pak Suaib mulai memejamkan matanya, sementara Yoga terus memperhatikan kiri-kanan karena masih di dalam kota, dia ingin melihat perjalanan Banjarmasin-Balikpapan, setelah lelah nanti dia baru tidur.
     Sebagian penumpang di kagetkan dengan suara supir, yang agak keras bicaranya, kita istirahat disini selama tiga puluh menit, silahkan yang mau, makan, minum atau yang mau ke toilet.
Yoga turun dari bus berbarengan dengan Pak Suaib, yang pertama di tuju adalah toilet, lumayan juga ngantrinya, karena jumlah toilet yang tersedia hanya 4 buah, untuk laki-laki dan 4 buah untuk wanita.
Yoga ingin merasakan soto Banjar, pak Suaib juga ingin merasakan soto Banjar, mereka menikmati, sesekali mereka bercerita, dan bergurau, layaknya teman yang sudah lama.
Pak Suaib tidak keberatan saat Yoga membayarkan makanan dan minuman mereka.
"Rumah anak Bapak di Balikpapan dimana ?"
"Di Balikpapan Baru, saya lupa nama perumahannya, tapi di depannya ada patung kuda."
"Yang di seberang Telkom ya, pak ?"
"Ia, mantu saya kerja di Telkom itu."
"Bapak putranya ada berapa ?"