Tepat pukul 14.00 WIB waktu Balikpapan, Kapal Kerinci yang Yoga tumpangi merapat di Pelabuhan Semayang Balikpapan, angkutan Pelni ini sangat membantu dengan biaya Rp. 25.000,- sudah bisa berlayar dari Tarakan menuju Balikpapan, tapi singgah dulu di Toli-Toli, setiap kali pulang Yoga baru sanggup naik kapal saja untuk hemat biaya, harga dua puluh lima ribu rupiah itu sudah di kelas 4, dengan jumlah penumpang di kamar sebanyak delapan orang.
Yoga masih menunggu kapal merapat, karena tidak banyak barang yang dia bawa, dia bisa langsung merapat di dekat pintu keluar, begitu sandar dan pintu dibuka, kuli panggul dari bawah berebut menawarkan jasa kepada para penumpang yang membawa barang cukup banyak, perlahan Yoga keluar, menuruni anak tangga, sudah janjian sama Anti bertemu di rumah makan Barunawati.
Anti sudah lulus SMA dan sudah bekerja, dia tidak melanjutkan kuliah, katanya mencoba kerja dulu satu atau dua tahun ini, nanti sambil kuliah yang di swasta saja, di Universitas Balikpapan atau di Universitas Tridarma katanya, Yoga masuk ke rumah makan Barunawati, Yoga tidak melihat Anti disini, dia masuk dan memesan Es Jeruk dulu dua gelas, seraya melepaskan lelah, karena dari jam 9 pagi sampai jam 14 siang ini mata tidak mau tertidur, terlalu banyak menghayal mengatur jadwal hari ini kemana, besok kemana.
Baru setengah gelas dia meneguk es jeruk, terlihat Anti baru tiba, dan langsung masuk, mereka bersalaman, diciumya tangan Yoga kemudian dia cium pipi kiri dan kanan," Eh......Acem," katanya, Yoga tersenyum saja
"Maaf Bang, macet amat tadi, susah merapat kesininya, merayap," katanya
"Abang baru juga masuk tadi, jam 2 lewat 20 menit baru pintu terbuka, jalan kesini 10 menit,"
"Kita pesan sate dulu ya,"
"Boleh juga,"
"Abang nanti mau ke Kampung Baru, apa ke markas ?"
"Markas aja dulu,"
"Anti pakai motor apa mobil ?"