Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menikmati Falafel (Episode 25)

29 Mei 2019   06:48 Diperbarui: 29 Mei 2019   08:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah menikmati makan malam bersama sepulang dari sholat isya di hotel, Catur, Ibu Bos, Ilos, Taufiq dan Noval berjalan-jalan diluar hotel, mengelilingi jalan-jalan di seputar hotel dan masjid Nabawi, malam ini adalah malam terakhir mereka di Madinah, besok siang sekitar jam 11.00 mereka akan menuju Makkah dan mengambil miktab di Bir Ali, Noval dan Taufiq merangkul Ibunya terus selama berjalan santai, Catur dan Ilos berjalan di depan mereka, mereka melihat ramainya pedagang yang berjualan, rata-rata sudah pandai berbahasa Indonesia para pedagang disini, dan banyak masakan-masakan Indonesia juga terdapat disini, Catur berhenti sejenak kemudian berkata kepada keempatnya," ada yang mau coba makan falafel ngak ?"

"Makanan apa tuh om ?" tanya Taufiq

"Makanan khas Timur Tengah,"

"Om sudah pernah makan ?" kali ini Noval yang bertanya

"Belum juga, tadi pulang masjid om liat itu."

"Boleh juga kita coba." Kali ini Ibu Bos ikut menimpali

Mereka berlima menuju rumah makan yang menjual falafel, yang tadi Catur lihat, sesampai disana mereka tidak langsung masuk, tapi melihat-lihat dulu, sepertinya mereka ragu,"kita coba aja, kalau ngak di coba kan ngak tahu," kata Ibu

Akhirnya mereka pun masuk dan mencari tempat duduk untuk lima orang, terlihat pelayan orang arab menghampiri meja mereka, dia tersenyum dan berkata

"Indonesia....Indonesia.....Prabowo....Prabowo, mau makan apa," Katanya, karuan saja Noval dan Taufiq mengikuti omongan dan gaya orang arab tersebut, mereka semua tertawa gembira.

"Filafel tiga buah saja." Kata Catur seraya tangannya mengangkat jari telunjuk, jari tengah dan jari manis secara bersamaan.

"Mineral lima," lanjut Catur kali ini tanganya di angkat semua

Kali ini mereka semua tertawa lagi karena, si orang Arab sang pelayanan mengikuti apa yang Catur ngomongkan tadi.

Falafel adalah jajanan yang sangat populer lebih-lebih dibulan puasa, terbuat dari adonan kacang atau buncis yang digoreng dan memiliki cita rasa pedas, kemudian di tambahkan topping sayuran seperti acar, salad dan saus pilihan. Falafel disajikan didalam roti pipih serupa pita yang dinamakan lafa, falafel merupakan makanan utama untuk berbuka puasa, kalau satu set kita dapat sajian iftar, pasti ada falafel di dalamnya, kalau bulan puasa di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hidangan ini akan kita dapatkan, tidak berselang lama si Arab datang lagi dengan membawa pesanan mereka.

"Om Arab, minta piring kosong satu," Kata Noval, kali ini si Arab bingung sampai keningnya terangkat keatas, Ibu Bos yang tahu kalau si Arab bingung mengambil piring yang kosong dan mengangkatnya," Siji Neh," kata si Ibu, si Arab tertawa dan berkata," siji neh, akhirnya mereka kembali tertawa bersama.

Catur membagi satu falafel berdua dia dengan Ilos, Ibu bos juga membagi dua dengan Taufiq, sedang Noval sendiri, dan dia berkata," kalau Noval ngak habis bantuin ya,"

"Enak juga ya," kata si Ibu

"Pesan lagi aja dua, jadi satu-satu," kata Catur

Merekapun pesan lagi 2 buah Falafel, sembari menunggu pesanan, yang tersedia  mereka makan dulu bersama, sembari makan, Ibu Bos mengingatkan," jangan lupa besok keluar hotel sudah pakaian ihram saja, jadi di Bir Ali tinggal bilas-bilas saja, ingat larangan-larangan saat berihram, mandi jangan pakai sabun yang ada wangi-wanginya, ibu sudah beli nanti ambil di kamar ibu, termasuk odol ya, jangan sampai kena dam," lanjut Ibu

"Iya, Bu." Koor mereka berempat menyahut

Waktu masih menunjukan pukul 09.05 malam, mereka beranjak dari rumah makan itu, kembali menyusuri jalan-jalan, melihat-lihat masih ramainya para pedagang," Bu Noval duluan ke hotel ya, mau pipis," ijin Noval kepada Ibunya

" Berani sendiri," kata si Ibu

"Berani,Bu." Balas Noval

"Biar saya menemani Bu, sekalian saya mau istirahat," kata Ilos

"Taufiq juga, Bu." Kata Taufiq tanpa menunggu persetujuan mereka bertiga berjalan secepat mungkin mengikuti langkah Noval, tinggal Catur sama Ibu Bos, mereka terus berjalan tidak menuju hotel malah menuju masjid Nabawi.

Mereka mencari tempat duduk yang tidak terlalu banyak dilalui jamaah, tepat di bawah payung yang masih mengembang mereka duduk.

"Delapan kali saya berdo`a di raudhah nama yang keluar nama Ibu," kata Catur, dia tunggu reaksi Ibu, tapi Ibu Bos diam saja

" Ibu apa membuat seperti yang Catur buat ?" tanya Catur

"Ibu juga berdo`a di raudhah," kata Ibu

"Apa hasilnya bu ?" tanya Catur lagi

"Belum dapat jawaban dari Gusti Allah, lagian masih ada enam tempat lagi kan, tempat-tempat yang diijabah Allah," jelas Ibu Bos

"Kalau nanti, misal keputusanya sama Ibu, Dessy bagaimana ?" tanya Ibu

Catur sedikit gelabakan, dia tidak menyangka Ibu Bos bertanya seperti itu," Eh....eh, ya saya akan menjelaskan dan meminta maaf." Kata Catur

"Semudah itu ?"

"Saya akan cari cara yang terbaik Bu," jelas Catur

"Cantik mana Ibu sama Dessy ?"

Catur jadi tambah salah tingkah, tidak bisa dia menjawab pertanyaan Ibu Bos, menghilangkan kegugupan Catur, Ibu Bos melanjutkan

" Boleh ibu liat foto Dessy ?" kata Ibu lagi, Catur mengambil handphone di saku celananya, di bukanya galeri foto, di carinya foto Dessy, dan diberikanya handphonenya ke Ibu Bos, seraya berkata," maaf bu."

 Ibu Bos memperhatikan dengan seksama, kemudian dari mulutnya yang mungil Ibu Bos berkata, " cantik."

"Berapa usianya ?"

"32 tahun, lebih tua satu tahun dari saya." Kata Catur

"Kerja ?"

"Tidak bu, buka butik."

"Lebih cantik dia dari saya," kata Ibu, belum pernah Ibu menggunakan kalimat saya ke pada Catur, Catur diam saja mendengarkan Ibu, Ibu mengembalikan handphone Catur, seraya dia menarik nafas dalam, dan dia berkata kepada Catur.

"Seperti yang Ibu sampaikan saat memanggil Pak Catur dan Ilos kerumah, Ibu menerima saja apapun keputusan yang Pak Catur berikan, apakah Pak Catur bersedia apa tidak sama Ibu," Jelas ibu, kemudian Ibu melanjutkan," Jawaban Pak Catur nanti ibu tunggu di Makkah, di depan ka`bah, malam terakhir sebelum kita kembali ketanah air," jelas Ibu Bos.

"Indah ya disini, pantas ribuan orang ingin kesini, dan sudah pernah kemari selalu ingin kemari lagi, rasanya tidak ada bosannya," Kata Ibu Bos

"Andai Bapak masih hidup," lanjut ibu sambil menarik nafas panjang

Catur membiarkan Ibu berkeluh kesah, di pandangnya Ibu Bos, dalam hati ia berkata, andai Bu Bos satu minggu lebih awal menyampaikan surat wasiat Bapak, sebelum dia di terima oleh Dessy, tentu ceritanya akan lain, tentu umroh ini adalah perjalanan yang lebih menyenangkan lagi, lamunan Catur buyar mendengar  suara," Kita mau kemana lagi ?" istirahat disini apa pulang ke hotel ?" lanjutnya

"Kita istirahat di hotel saja Bu, biar besok lebih pres lagi, besok perjalanan panjang, dan di lanjutkan tawaf dan sai." Kata Catur

Mereka berdiri bersama, Ibu agak sedikit goyang dan limbung, reflek Catur merangkul Ibu, dan Ibu ada dalm pelukan Catur," Maaf," kata Catur sambil melepaskan perlahan rangkulannya, begitu juga dengan Ibu, ia berkata,"Maaf, dan melepaskan perlahan pegangannya dari pinggang Catur, keduanya jadi salah tingkah, persis seperti orang yang baru jatuh Cinta, tanpa bicara mereka berjalanan perlahan menuju hotel, entah apa yang ada di fikiran mereka akan omongan tadi dan kejadian yang baru mereka alami.

Tanpa bicara dan kata sampai mereka di hotel, di dalam lift pun mereka saling membisu, keluar lift lantai empat masuk rombongan dari Afrika sebanyak 5 orang, tanpa mendahulukan Catur dan Ibu bos yang mau keluar, mereka langsung masuk, sehingga Ibu Bos, memegang tangan Catur dan jalan di belakang Catur dengan mencoba menghindari orang-orang dari Afrika, Catur membiarkan Ibu Bos memegang tanggannya, setelah keluar dari lift mereka berpisah arah kamar, tapi kali ini Catur mengantarkan Ibu bos menuju kamarnya dulu, setelah pintu kamar Bos terbuka baru Catur menuju kamarnya ke arah yang berlawanan dari kamar Ibu Bos, sebelum Catur berbalik, Ibu Bos berkata, " Pak Catur maaf yang tadi ya, titip anak-anak," Lanjut beliau dan menutup pintu kamar, Catur hanya menggangguk dan berbalik menuju kamarnya.

Sesampai di kamarnya Catur tidak bisa tertidur, kejadian dia tanpa sengaja merangkul Ibu Bos, membawa khayalannya ke ubun-ubun, belum pernah ia memeluk wanita, atau di peluk wanita seperti tadi, sehingga ini sangat berkesan buat Catur, tadi itu adalah masa terindah yang pernah ia rasakan, ini membuatnya semakin senang dan juga semakin galau, disatu sisi kertas yang dia ambil adalah Ibu Bos, sebagai jawaban atas do`anya kepada Tuhan, di satu sisi dia sudah melamar dan meminta dengan keluarga Dessy, berkecamuk fikiran di kepalanya, sementara dengkuran Ilos, semakin kencang terdengar, perlahan Catur duduk diatas tempat tidur, dilihatnya HP, ada beberapa WA dari grup gowes, ada WA dari teman-teman kantor dan ada WA dari Dessy, tidak ada niatan Catur untuk membuka dan membaca WA tersebut, dia masih galau, berdiri dia, masuk ke kamar mandi, diambilnya air wudhu, ia berharap bisa tenang dengan wudhu yang dia lakukan, namun beberapa saat masih juga galau perasaanya, kali ini dia mengambil Al-Qur`an yang ada di ats meja, di bukanya secara acak dan dia baca perlahan, dapat satu lembar membaca, dia mulai ngantuk, diletakkan kembali Al-Qur`an ke meja, kali ini di mulai tenang, dan tertidur dengan nyenyak, walau suara ngorok Ilos semakin keras.

Edtwentyfive,29052019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun