Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menikmati Falafel (Episode 25)

29 Mei 2019   06:48 Diperbarui: 29 Mei 2019   08:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Indah ya disini, pantas ribuan orang ingin kesini, dan sudah pernah kemari selalu ingin kemari lagi, rasanya tidak ada bosannya," Kata Ibu Bos

"Andai Bapak masih hidup," lanjut ibu sambil menarik nafas panjang

Catur membiarkan Ibu berkeluh kesah, di pandangnya Ibu Bos, dalam hati ia berkata, andai Bu Bos satu minggu lebih awal menyampaikan surat wasiat Bapak, sebelum dia di terima oleh Dessy, tentu ceritanya akan lain, tentu umroh ini adalah perjalanan yang lebih menyenangkan lagi, lamunan Catur buyar mendengar  suara," Kita mau kemana lagi ?" istirahat disini apa pulang ke hotel ?" lanjutnya

"Kita istirahat di hotel saja Bu, biar besok lebih pres lagi, besok perjalanan panjang, dan di lanjutkan tawaf dan sai." Kata Catur

Mereka berdiri bersama, Ibu agak sedikit goyang dan limbung, reflek Catur merangkul Ibu, dan Ibu ada dalm pelukan Catur," Maaf," kata Catur sambil melepaskan perlahan rangkulannya, begitu juga dengan Ibu, ia berkata,"Maaf, dan melepaskan perlahan pegangannya dari pinggang Catur, keduanya jadi salah tingkah, persis seperti orang yang baru jatuh Cinta, tanpa bicara mereka berjalanan perlahan menuju hotel, entah apa yang ada di fikiran mereka akan omongan tadi dan kejadian yang baru mereka alami.

Tanpa bicara dan kata sampai mereka di hotel, di dalam lift pun mereka saling membisu, keluar lift lantai empat masuk rombongan dari Afrika sebanyak 5 orang, tanpa mendahulukan Catur dan Ibu bos yang mau keluar, mereka langsung masuk, sehingga Ibu Bos, memegang tangan Catur dan jalan di belakang Catur dengan mencoba menghindari orang-orang dari Afrika, Catur membiarkan Ibu Bos memegang tanggannya, setelah keluar dari lift mereka berpisah arah kamar, tapi kali ini Catur mengantarkan Ibu bos menuju kamarnya dulu, setelah pintu kamar Bos terbuka baru Catur menuju kamarnya ke arah yang berlawanan dari kamar Ibu Bos, sebelum Catur berbalik, Ibu Bos berkata, " Pak Catur maaf yang tadi ya, titip anak-anak," Lanjut beliau dan menutup pintu kamar, Catur hanya menggangguk dan berbalik menuju kamarnya.

Sesampai di kamarnya Catur tidak bisa tertidur, kejadian dia tanpa sengaja merangkul Ibu Bos, membawa khayalannya ke ubun-ubun, belum pernah ia memeluk wanita, atau di peluk wanita seperti tadi, sehingga ini sangat berkesan buat Catur, tadi itu adalah masa terindah yang pernah ia rasakan, ini membuatnya semakin senang dan juga semakin galau, disatu sisi kertas yang dia ambil adalah Ibu Bos, sebagai jawaban atas do`anya kepada Tuhan, di satu sisi dia sudah melamar dan meminta dengan keluarga Dessy, berkecamuk fikiran di kepalanya, sementara dengkuran Ilos, semakin kencang terdengar, perlahan Catur duduk diatas tempat tidur, dilihatnya HP, ada beberapa WA dari grup gowes, ada WA dari teman-teman kantor dan ada WA dari Dessy, tidak ada niatan Catur untuk membuka dan membaca WA tersebut, dia masih galau, berdiri dia, masuk ke kamar mandi, diambilnya air wudhu, ia berharap bisa tenang dengan wudhu yang dia lakukan, namun beberapa saat masih juga galau perasaanya, kali ini dia mengambil Al-Qur`an yang ada di ats meja, di bukanya secara acak dan dia baca perlahan, dapat satu lembar membaca, dia mulai ngantuk, diletakkan kembali Al-Qur`an ke meja, kali ini di mulai tenang, dan tertidur dengan nyenyak, walau suara ngorok Ilos semakin keras.

Edtwentyfive,29052019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun