"Berapa usianya Neng ?"
"Usia? Eh, dua puluh dua."
"Ada berapa putranya?"
"Eh?"
"Ya, anggap saja kami wartawan yang sedang mewawancarai." Aku menatapnya ringan, mengabaikan Catur yang baru sampai dan duduk disamping Doddi.
"Ada dua."
Wajah si Neng memerah. Sepertinya aku berhasil memojokkannya. Dia terdiam sejenak, meremas jemarinya, karena dengan tubuh nya yang kecil, masih mirip dengan anak sekolahan, tapi dia sudah berkeluarga dan memiliki dua orang putra. Boleh jadi, andai kami bukan tamunya saat ini, bukan siapa-siapa, kami pasti sudah disiram air.
"Nanti siang aku ngak ikut kajian," kata Catur
"Alasan lagi," timpal doddi, sambal mengunyah ayam goreng
"Barusan tadi dapat tilpun dari kantor."
"Di suruh lembur?" tanya Hartono