Mohon tunggu...
mirza devina
mirza devina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah mahasiswi Sosiolgi di Universitas Muhammadiya Malang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tantangan dan Realita: Ketimpangan Gender di Tempat Kerja

3 Januari 2025   01:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   01:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menurut teori feminisme, ketidaksetaraan gender adalah hasil dari konstruksi sosial dan bukan perbedaan biologis. Dalam sistem kapitalisme, perempuan sering ditempatkan pada posisi subordinat yang menghambat akses mereka ke peluang yang setara. 

Tantangan dalam Mengatasi Ketimpangan Gender

  • Stereotip Gender: Pandangan bahwa pekerjaan tertentu hanya cocok untuk laki-laki atau perempuan.
  • Budaya Kerja Patriarkial: Bias gender dalam pengambilan keputusan dan promosi.
  • Kebijakan yang tidak mendukung: Misalnya, kurangnya cuti melahirkan atau kebijakan yang fleksibel.
  • Kurangnya Akses terhadap Pelatihan: Banyak perempuan tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
  • Kesadaran yang Rendah tentang Keragaman: Manajemen sering kali kurang memahami pentingnya keberagaman gender.

Upaya Menuju Kesetaraan Gender

  • Edukasi dan Pelatihan: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberagaman dan bias gender.
  • Fleksibilitas Kerja: Kebijakan kerja fleksibel dapat membantu karyawan menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi.
  • Kebijakan Perusahaan yang Inklusif: Transparasi upah, mentoring untuk perempuan, dan program pengembangan karier.
  • Perubahan Budaya Organisasi: Menciptakan budaya kerja yang inklusif dan mendukung kesetaraan gender.
  • Kolaborasi Multi-Stakeholder: Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil.

Kesimpulan

Ketimpangan gender di tempat kerja adalah isu yang harus ditangani karena dampaknya merugikan perempuan,perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan. Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mnciptakan lingkungan kerja yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Dengan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keberagaman, dan melakukan perubahan budaya dalam organisasi, potenis penuh dari tenaga kerja dapat dioptimalkan. Hal ini pada akhirnya akan mendukung prtumbuhan ekonomi dan inovasi yang lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun