Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, pembagian kerja, dan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial dan budaya. Pada dasarnya konsep gender adalah sebagai konstruksi sosial, yang berbeda dengan jenis kelamin yang bersifat biologis. Gender mengacu pada peran, perilaku, dan norma yang dianggap sesuai untuk laki-laki dan perempuan di dalam suatu masyarakat tertentu.
Gender is not a property of individuals but an ongoing interaction between actors and struuctures with tremendous variations across men's and women's lives individually over the life course and structurally in the historical of race and class
(Ferree 1990 dalam Lloyd et al. 2009: 0.8)Â
Namun, meskipun gender seharusnya memberika ruang bagi peran yang fleksibel antara laki-laki dan perempuan, kenyataannya masih banyak terjadi ketidakadilan gender dalam berbagai aspek kehidupan. Ketidakadilan gender atau bisa disebut dengan Gender Inequality merupakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan diantara laki-laki dan perempuan. Studi gender melihat bahwa permpuan dan laki-laki diposisikan secara berbeda dalam masyarakat, dengan perempuan seringkali berbda dalam posisi yang kurang beruntung. Studi gender juga menyoroti ketidaksetaraan gender dalam bidang ekonomi.
Ketidaksetaraan gender dalam industri merupakan kondisi di mana terdapat perbedaan perlakuan, peluang, dan hasil antara laki-laki dan perempuan di tempat kerja, yang sering kali didorong oleh stereotip, norma budaya, dan bias sistematik. Ketidaksetaraan ini mencakup berbagai aspek, seperti kesenjangan upah di mana perempuan biasanya di bayar lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang setara. Selain itu, perempuan sering kali menghadapi hambatan untuk mengakses posisi kepemimpinan karena adanya bias gender yang menganggap mereka kurang kompeten atau tidak cocok untuk peran strategis.
Dalam beberapa industri, seperti teknologi, konstruksi, dan manufaktur. Ketidaksetaraan gender juga terlihat dari dominasi laki-laki dalam jumlah tenaga kerja, sementara perempuan lebih banyak bekerja di sektor dengan upah lebih rendah atau posisi yang kurang dihargai. Diskriminasi berbasis gender, seperti pelecehan seksual, stereotip, dan kurangnya dukungan kebijakan untuk perembpuan, seperti cuti melahirkan yang memadai atau fleksibilitas kerja, semakin memperparah ketidaksetaraan ini.Â
Ketidaksetaraan gender dalam industri tidak hanya merugikan perempuan tetapi juga menghambat potensi pertumbuhan perusahaan dan inovasi. Penelitian menunjukkan bahwa keragaman gender di tempat kerja dapat meningkatkan kinerja tim, kreativitas, dan produktivitas. Oleh karena itu, mengatasi ketidaksetaraan gender di industri menjadi langkah penting untuk mnciptakan lingkungan krja yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Menurut para ahli, ketidaksetaraan gender dalam dunia kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor struktural dan sosial. Menurut Dr. Alice Eagly, seorang psikolog sosial, bias gender mengakar dalam budaya organisasi sering kali mempengaruhi bagaimana perempuan dan laki-laki dinilai di tempat kerja. Selain itu, Sheryl Sandberg, penulis "Lean In", berpendapat bahwa ketimpangan gender tidak hanya berasal dari hambatan eksternal, tetapi juga dari hambata internal seperti kurangnya kepercayaan diri dan kekuatan untuk mengambil resiko.
Penyebab Utama Ketimpangan Gender
- Budaya Patriarki: Norma sosial yang mengakar sering kali membatasi peran perempuan hanya pada lingkup domestik, sehingga menghambat kemajuan mereka di dunia profesional.
- Stereotip Gender: Pekerjaan tertentu masih dianggap lebih cocok untuk laki-laki atau perempuan, yang menyebabkan segregasi pekerjaan berdasarkan gender.
- Bias Gender: Keputusan dalam perekrutan, promosi, dan penilaian kinerja sering kali dipengaruhi oleh bias gender yang merugikan perempuan.
- Beban Ganda: Perempuan sering kali harus menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dengan tugas rumah tangga yang menambah beban mereka secara signifikan.
- Akses Terbatas: Dalam beberapa kasus, perempuan memiliki akses yang lebih sedikit terhadap pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk maju dalam karier.
Dampak Ketimpangan Gender
Ketimpangan gender memberikan dampak signifikan dari sisi ekonomi, sosial, dan organisasi. Kesenjangan penghasilan adalah salah satu dampak utama, di mana perempuan sering kali dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan juga masih sangat minim akibat hambatan struktural. Hal ini menyebabkan rendahnya keragaman gender di sektor-sektor strategis seperti teknologi dan konstruksi, yang brdampak pada penurunan inovasi dan kreativitas.
Pandangan Sosiologis terhadap Ketimpangan Gender