Mohon tunggu...
Mirza Adi Prabowo
Mirza Adi Prabowo Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Aktifitas sehari-hari saya adalah menjadi seorang Psikolog Klinis. Saya sangat mencintai dunia Psikologi dan Fotografi mengapa? Karena keduanya saling melengkapi dalam kehidupan yang saya lakoni. Fotografi mampu menggambarkan kondisi psikologis yang kadang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata dan kalimat. www.mirzaadi.my.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memilih Tempat dan Metode Belajar Fotografi Sesuai Kebutuhan

12 Agustus 2016   13:53 Diperbarui: 12 Agustus 2016   19:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang dapat mengambil pengalaman dari narasumber untuk dijadikan semangat serta motivasi dalam belajar fotografi dan mengaplikasikan tips trik yang disampaikan pemateri dalam seminar. Selain itu, kita dapat menjalin koneksi dengan peserta lain untuk melanjutkan proses belajar fotografi yang didapat ketika seminar.

Komunitas fotografi juga dapat menjadi pilihan seseorang dalam mengasah kemampuan berfotografinya, kelemahannya terkadang komunitas fotografi tidak secara sistematis dalam memberikan pembelajaran, tetapi komunitas fotografi menawarkan kebersamaan sehingga pembelajaran akan mengalir tanpa disadari oleh seseorang. 

Komunitas fotografi tidak secara langsung melatih anggotanya untuk menjadi fotografer andal. Interaksi dalam setiap kegiatanlah yang mengasah mereka menjadi pemotret yang dapat menghasilkan karya fotografi yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan hunting foto bersama, diskusi fotografi dan pameran fotografi dapat menjadi pembelajaran tersendiri dalam beraktivitas fotografi.

Mungkin karena terkendala waktu dan kesempatan, seseorang tidak dapat beraktivitas mengikuti klub fotografi. Alternatifnya adalah belajar dengan teman yang lebih jago memotret, waktunya fleksibel gratis dan bisa kapan saja. Kelemahan dari belajar dengan kawan adalah ketika seseorang salah menentukan seorang kawan untuk belajar fotografi, maka yang didapat adalah kita akan meyakini dan mengamini sebuah kesalahan dalam berfotografi. 

Jika seseorang belajar fotografi dengan kawan yang cukup berpengalaman dan mumpuni dalam bidang fotografi, kelemahannya adalah sangat mungkin kita akan digiring menjadi seorang pemotret hampir mirip dengan seorang yang membimbing kita. Alhasil jika tidak jeli dan pandai menyikapinya, kita akan menghasilkan karya Kualitas Dua (KW 2) dari kawan yang mengajari kita.

Karena kesibukan sehingga tidak dapat kuliah fotografi, karena biaya yang lumayan mahal seseorang tidak bisa mendaftar short course, karena malu seseorang tidak bergabung dengan komunitas foto, atau tidak punya teman dekat yang bersedia mengajarkan fotografi bukanlah alasan kita untuk tidak dapat berfotografi. 

Cara terakhir adalah dengan belajar secara mandiri. Seseorang dapat membaca buku-buku fotografi, melihat tutorial yang banyak tersedia di media online atau membaca artikel-artikel fotografi gratis yang dapat kita unduh. Kelemahan metode belajar fotografi semacam ini adalah akan terjadi komunikasi satu arah dalam proses belajarnya. Seseorang minim sekali mendapatkan feedback dalam pembelajarannya sehingga benar salah, lazim tidak lazim sebuah foto akan sulit dimengerti dan dipahami oleh pemotret.

Menentukan tempat dan metode belajar fotografi baik bangku kuliah, short course, seminar, komunitas, belajar dengan teman atau belajar sendiri itu semua adalah pilihan. Kita pilih satu, dua, atau mengombinasikannya, itu semua adalah pilhan. Yang pasti, setiap orang mempunyai kesempatan dan hak menjadi pemotret handal di mana pun tempat belajarnya bagaimana pun metodenya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun