Mohon tunggu...
MIRWAN SL
MIRWAN SL Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa BIASA di UIN Alauddin Makassar Jurusan Konsetrasi Dakwah dan Komunikasi

saya seorang Mahasiswa dan sekaligus BIASA dan saya memiliki ketertarikan untuk menulis karena saya bercita-cita ingin menjadi Profesor (yang bermanfaat) bagi ummat. walaupun saya kadang malas-malas membaca tapi saya juga saya memaksa diri untuk bisa membaca buku, jurnal agar saya memiliki pengetahuan. Intinya Manusia BIASA punya cita-cita tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersikap Moderasi Beragama melalui Media Online

27 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 27 Oktober 2024   15:31 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://images.search.yahoo.com/search/images?p=gambar+moderasi+beragama&fr=mcafee&type=E211US885G0&imgurl=https%3A%2F%2Fmtsn9magetan.sch.id%2

Moderasi beragama menghasilkan keseimbangan dalam praktik beragama dan dapat menjauhkan diri dari sikap berlebihan, revolusioner, dan fanatik dalam beragama.[7] Keberagaman di negeri ini juga dapat berkembang dengan adanya moderasi beragama. Hal tersebut dikarenakan faktor kultur masyarakat yang majemuk sehingga cocok untuk digunakan di Indonesia. Moderasi beragama sudah lama diterapkan di Indonesia.[8] 

Pandangan di atas terbukti bahwa kepercayaan yang ada dan diakui di Indonesia semuanya mengenal apa itu moderasi beragama. Seperti pada ajaran agama Islam terdapat penjelasan konsep mengenai washatiyah yang bermakna sepadan atau sama dengan tawasuth yang memiliki arti tengah tengah, i’tidal yang memiliki arti adil, dan tawazun yang memiliki arti berimbang.[9] Sedangkan dalam umat Kristen, arti dari moderasi beragama yaitu cara pandang untuk dapat mengetahui ekstrimisme terkait dengan tafsir terhadap ajaran agama Kristen dimana ajaran tersebut dipahami oleh sebagian umat Kristen.[10] 

Moderasi beragam dalam persepektif Gereja Katolik moderasi beragama yang memiliki istilah “moderat” yang biasa yakni “terbuka” kepada “fundamentalis” serta “tradisional” atau membantah terhadap modernisasi menurut Gereja Katolik. Pada ajaran agama Hindu yang terpenting dalam moderasi beragama yaitu susila atau bagaimana upaya dalam menjalin hubungan harmonis antar manusia yang termasuk di dalam tiga penyebab kesejahteraan.[11] 

Selanjutnya moderasi beragama dalam agama Buddha ada yang dinamakan Sidharta Gautama yang menerangkan tentang moderasi beragama dan Sidharta Gautama menetapkan empat prasetya. Empat prasetya itu adalah pertama berusaha untuk menolong sesama makhluk; Kedua menolak semua nafsu duniawi; ketiga mengamati, mempelajari, dan mengamalkan Dharma; kelima berusaha untuk mencapai pencerahan yang sempurna.[12]

 Agama Khonghucu umatnya yang memiliki junzi (budi luhur) memandang hidup dalam kacamata yin yang, dikarenakan filosofi yin merupakan ideologi dan spiritual dari penganut kepercayaan Khonghucu yang hendak tinggal di dalam dao. Sementara yin dan yang bukanlah sesuatu yang eksesif melainkan suatu bentuk penyelesaian.[13]

Masyarakat Islam dimana pun berada, tentu menginginkan terwujudnya pribadi muslim yang baik dalam rangka membangun tatanan masyarakat muslim yang cerdas dan paham terhadap berbagai aspek kehidupan beragama dan sikap moral. Masyarakat tentunya harus mempelajari moralitas untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.[14] Masyarakat Islam sekarang ini menjalani hidup dengan berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis, dengan demikian masyarakat harus bisa membedakan antara yang baik dan buruk dan memerangi sikap-sikap eksterimitas dalam segala dimensi kehidupan, terutama dalam kehidupan beragama.

Permasalahan mengenai moderasi beragama selalu menarik untuk dibicarakan. Permasalahan mengenai penerimaan atas segala macam bentuk harus mereka ketahui dan pahami bahwa perbedaan adalah hal yang indah dalam kehidupan sehari-hari untuk menanamkan moderasi beragama pada generasi berikutnya. Pemahaman menegenai moderasi beragama perlu dihadirkan dalam berbagai sudut pandang.

Berbagai tantangan terhadap sikap moderat saat ini muncul, baik dari dalam komunitas Islam maupun dari berbagai sumber di luar. Fakta-fakta tertentu dicari oleh organisasi-organisasi tertentu yang berusaha untuk menggambarkan Islam dengan cara yang jauh dari moderat, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menggunakan semua potensi dan kekuatan seseorang untuk menjaga identitas Muslimnya. Hanya saja berbagai tantangan yang mendera sikap moderasi ini muncul baik dari dalam masyarakat Islam itu sendiri atau berbagai faktor eksternal lainnya. Ada fakta yang diinginkan kelompok tertentu yang berusaha mempersepsikan Islam jauh dari sikap moderasi sehingga melahirkan kesadaran menggunakan segala potensi dan kekuatan guna menjaga jati diri umat Islam.

Islam di Indonesia adalah agama yang toleran dan kontemporer, dengan demikian masyarakat harus mampu menjaga dan menumbuhkan mentalitas tersebut agar tidak mendarah daging dalam diri manusia. Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa mentalitas ini akan mengantarkan atau menghasilkan bangsa dan masyarakat yang damai, menghargai segala perbedaan dan menumbuhkan rasa peduli satu sama lain dalam hal bersedia membela dan mendukung sesama tanpa perpecahan. Dengan sikap moderasi beragama, kita dapat melatih diri kita untuk tidak mudah terpengaruh oleh individu yang hanya akan berdampak buruk bagi kita; sulit untuk dibujuk oleh setiap kata yang diucapkan seseorang dengan berbagai variasi moderasi agama. Kita tertipu untuk percaya bahwa kita akan bertindak secara fanatik. Memahami dan menyelidiki berita atau pidato seseorang sangat penting untuk menghindari kesalahan saat mengambil keputusan.[15]

 

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun