Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila mengingat makin meningkatnya tawuran antar-pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya terutama di kota-kota besar, antara lain pemerasan/kekerasan (bullying), kecenderungan dominasi senior terhadap yunior, fenomena suporter bonek, penggunaan narkoba, dan lain-lain. Bahkan, yang paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat jujur pada anak-anak melalui Kantin Kejujuran di sejumlah sekolah, banyak yang gagal, banyak Kantin Kejujuran yang bangkrut karena belum bangkitnya sikap jujur pada anak-anak.
Seakan-akan dalam dunia pendidikan, kejujuran telah menjadi barang yang langka. Contoh-contoh hilangnya kejujuran di masyarakat Indonesia seperti maraknya fenomena korupsi dan kolusi sudah amat banyak, banyak sekali. Hal yang harus disepakati secara nasional disini adalah bagaimana memberantas perilaku tidak terjadi itu melalui implementasi pendidikan karakter yang efektif bagi seluruh warga sekolah.
Untuk itu, pendidikan karakter harus dipertajam dan digalakkan kembali dalam pembelajaran di Indonesia. Bagi penulis peranan pendidikan karakter itu sangat penting, karena pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. (Mirotul Fadlilah. 6 PAI a1. UNISNU JEPARA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H