Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Surat Cintaku yang Tak Berbalas

17 Januari 2019   21:25 Diperbarui: 17 Januari 2019   21:26 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aduh perutku," aduhku.

"Dew, kamu gak papa kan?" tanya Yuli.

"Gak papa kok. Aku cuma mules aja,"

"Wah, jangan-jangan maag mu kambuh Dew. Kita ke UKS aja yuk. Minta obat", saran Ayu.

"Aku gak papa kok. Beneran. Tadi pagi aku udah sarapan. Jadi kayaknya gak mungkin deh bisa maag."

Aku mencoba meyakinkan kedua sahabatku itu. Aku yakin ini bukan maagku yang kambuh.  Sakit perutku ini menjadi hambatan. Aku memilih pergi ke UKS dibandingkan ke kelas kak Rama.

"Ayo dew, ku antar ke UKS ya", tawar si Yuli.

"Sepertinya aku memang harus pergi ke UKS. Kalian gak perlu mengantarku. Tolong antarkan saja surat ini. Gimana? Kalian mau kan?"

"Kami menjadi kurir surat cinta nih? Kalau misalnya kak Rama naksir kami gimana Dew? Hahaha", kata Ayu.

"Ya gak papa lah. Aku percaya kok kata pepatah. Kalau jodoh gak akan kemana. Masa tega kamu rebut kak Rama dari aku Yu?" godaku ke Ayu.

"Memang gak akan kemana, tapi saingan banyak dimana-mana. Hahahaha", kata Ayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun