"Aduh perutku," aduhku.
"Dew, kamu gak papa kan?" tanya Yuli.
"Gak papa kok. Aku cuma mules aja,"
"Wah, jangan-jangan maag mu kambuh Dew. Kita ke UKS aja yuk. Minta obat", saran Ayu.
"Aku gak papa kok. Beneran. Tadi pagi aku udah sarapan. Jadi kayaknya gak mungkin deh bisa maag."
Aku mencoba meyakinkan kedua sahabatku itu. Aku yakin ini bukan maagku yang kambuh. Â Sakit perutku ini menjadi hambatan. Aku memilih pergi ke UKS dibandingkan ke kelas kak Rama.
"Ayo dew, ku antar ke UKS ya", tawar si Yuli.
"Sepertinya aku memang harus pergi ke UKS. Kalian gak perlu mengantarku. Tolong antarkan saja surat ini. Gimana? Kalian mau kan?"
"Kami menjadi kurir surat cinta nih? Kalau misalnya kak Rama naksir kami gimana Dew? Hahaha", kata Ayu.
"Ya gak papa lah. Aku percaya kok kata pepatah. Kalau jodoh gak akan kemana. Masa tega kamu rebut kak Rama dari aku Yu?" godaku ke Ayu.
"Memang gak akan kemana, tapi saingan banyak dimana-mana. Hahahaha", kata Ayu.