Nama : Mirna_2410416220001
Kelas : A
MataKuliah : KartografiÂ
Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M,Si.
Mahasiswa S1 Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi GeografiÂ
Pengertian Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menggambarkan pola geografis suatu subyek atau tema tertentu di sebuah wilayah geografis. Peta ini biasanya menggunakan simbol peta untuk menggambarkan obyek tertentu. Obyek yang digambarkan adalah obyek yang tidak terlihat dengan alami seperti suhu, bahasa, atau populasi.Â
Hal ini berbeda dengan peta umum yang lebih fokus pada lokasi di mana obyek yang digambarkan berupa obyek fisik seperti sungai, jalan, dan bangunan. Dalam peta tematik masih terdapat informasi mengenai lokasi seperti nama daerah, nama sungai, dan sebagainya untuk mempermudah pembaca mengetahui wilayah geografis yang dipetakan.
Kegunaan Peta TematikÂ
Kegunaan peta tematik yang paling umum adalah untuk menggambarkan sebaran fenomena secara geografis. Fenomena yang dipetakan ini membuat peta tematik memiliki informasi yang spesifik. Fenomena paling umum yang biasa dipetakan yaitu curah hujan, kepadatan penduduk, sebaran permukiman, bahasa dan sebagainya.Â
oleh karena itu saya membuat artikel yang penugasannya untuk menyalin ke kertas kalkir serta plastik transparansi dan dalam tugas ini saya memilih menyalin peta tematik bahasa di provinsi kalimantan Tengah.
Provinsi  Kalimantan  Tengah,  dengan  ibukota  Palangkaraya, terletak antara 045'  Lintang  Utara s.d. 330'  Lintang  Selatan  dan  111 s.d. 116  Bujur  Timur.  Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua  dengan  luas  wilayah  mencapai  153.564  Km.Â
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 11 (sebelas) sungai besar dan tidak kurang dari 33 (tiga puluh tiga) sungai kecil/anak sungai, keberadaannya  menjadi salah satu ciri khas Provinsi Kalimantan Tengah.Â
Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Provinsi Kalimantan Tengah rata-rata mendapat sinaran matahari sekitar 59,52 % per tahun, dimana kondisi udara relatif cukup panas yaitu mencapai 34,9C. Sementara rata-rata curah hujan per tahun relatif tinggi yaitu mencapai 2.808,86 mm.
Unsur peta Tematik
Data dari peta topografi hanya digunakan sebagai latar belakang penempatan geografis. Tidak semua data topografi diambil, hanya 1-2 unsur saja, seperti batas negara, batas daerah, dan lain-lain.
Unsur topografi yang terpilih ini tergantung pada skala dan tujuan dari pembuatan peta tematik tersebut. Dengan demikian, peta tematik yang satu dengan yang lain bisa berbeda.
Data yang terkandung dalam peta tematik sendiri dapat diperoleh dari hasil survei ke lapangan, baik langsung maupun tidak langsung. Pengumpulan data tidak langsung biasanya dilakukan melalui data statistik simbol, seperti simbol garis, simbol luas, dan simbol titik.
Peta tematik dibuat untuk memadukan data (secara statistik) dan peta dengan tujuan spesifik. Tujuan spesifik tersebut antara lain untuk menggambarkan persebaran penduduk di suatu wilayah. distribusi pendapatan antar wilayah, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa foto yang saya ambil dari penyalinan peta tematik dengan provinsi Kalimantan Tengah ke kertas kalkir dan plastik transparansi:
A. Â Penyalinan di Kertas Kalkir
B. Penyalinan di Plastik Transparansi
Ada beberapa Langkah-langkah dalam pembuatan peta tematik ke kertas kalkir dan plastik transparansi:
Â
Pertama siapkan alat dan bahan :Â
Atlas ukuran A3 sebagai acuan
Kertas kalkir ukuran A3
Plastik transparansi ukuran A3
Pensil
Penghapus
Penggaris
Spidol OPF
Pensil Warna
Langkah-langkah:Â
Buatlah garis tepi sebagai bingkai penyalinan atlas.
Membuat garis di dalam bingkai untuk menandai area pembuatan peta tersebut.
Tambahkan Judul.
Letakan kertas kalkir diatas atlas setelah itu salin peta dengan mengikuti pola yang ada.
Setelah semua garis luar wilayah tersalin, lanjutkan dengan menyalin fitur yang lainnya seperti bandara utama , jalan utama , jalan kereta api, dll.
Warnai peta sesuai dengan atlas yang di salin.
Kemudian buat legenda peta.
*Langkah yang sama dapat diterapkan saat menyalin ke plastik transparansi.
Pemetaan bahasa merupakan salah satu usaha untuk mendokumentasikan bahasa-bahasa berdasarkan wilayah geografis penuturnya yang dituangkan dalam bentuk peta," ungkap Pengkaji Bahasa dan Sastra, Fadhillah Pandu Pradana pada kantor Bahasa Provinsi Maluku.
Ia mengatakan, berbicara mengenai pemetaan bahasa, tidak bisa lepas dari kajian dialektologi. Dialektologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang variasi bahasa atau dialek, khususnya dalam kaitannya dengan ruang lingkup/geografis.Â
Kajian dialektologi berfokus pada perbedaan dalam kosakata, tata bahasa, fonologi, dan aspek-aspek lain dari bahasa yang terjadi di berbagai wilayah atau kelompok tutur masyarakat. Variasi bahasa tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk peta  dimana dalam peta tersebut terdapat legenda atau tanda yang menunjukkan variasi-variasi bahasa yang ditemukan di dalam daerah pengamatan. Pemetaan bahasa merupakan salah satu dari lima tahapan program pelestarian bahasa daerah yang dicanangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.Â
"Dari kelima tahapan itu pemetaan bahasa menjadi tahapan pertama diikuti oleh kajian vitalitas/daya hidup bahasa, konservasi bahasa, revitalisasi bahasa, dan yang terakhir peta dan registrasi bahasa daring," tutup Pradana.
Referensi
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2024). Peta Bahasa. Provinsi Kalimantan Tengah.
https://petabahasa.kemdikbud.go.id
Yonatan, Z, A. (2022). Memahami Peta Tematik Adalah: Ciri, Jenis, dan Contohnya. detik.com
Tiyan, Ning, R, I. Gischa, S. (2022). Peta Tematik: Pengertian, Jenis, dan Kegunaannya. kompas.com
Patty, G, N. (2024). Persebaran Geografis Penutur Suatu Bahasa. rri.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H