Meskipun obligasi tersebut diterbitkan dalam US Dollar, pemerintah berkomitmen penuh untuk menjaga kestabilan dan menjaganya pada yield yang rendah yakni 3,9%-4,5%. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Pemerintah membuat strategi dengan menerbitkan obligasi yang menarik bagi investor, sehingga permintaan akan tinggi. Saat permintaan tinggi, maka harganya akan meningkat sehingga yield dijaga tetap rendah. Meskipun kebijakan penerbitan global bond dapat memunculkan fenomena Original Sin Redux pada era saat ini, namun pemerintah Indonesia sangat matang dan hati-hati dalam menjaga dan meminimalisasi risiko di masa depan. Sehingga manfaat dari penerbitan global bond dapat dioptimalkan dengan tetap menjaga risikonya secara lebih prudensial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H