Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Hilmy Yusuf
Muhammad Irfan Hilmy Yusuf Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Writer @ Alodokter.com. Microbiologist, Penggemar Film dan Serial berkualitas, pembaca buku. Biasa menulis di situs Alodokter.com dan mirfanhy.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Menjawab Keraguan terhadap Vaksinasi (Bagian 1)

10 April 2017   10:39 Diperbarui: 14 Desember 2020   09:57 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara kerja sistem imun tanpa vaksin. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Oleh karena itu, agar penderita Sindrom Wiskott-Aldrich terjaga dari penyakit pneumokokal atau meningokokal, keluarga penderita harus sudah mendapatkan vaksin pneumokokal dan meningokokal.

Dengan pemberian vaksinasi secara masal pada suatu daerah, selain membantu orang-orang dengan kelainan sistem imun, dapat juga menghambat penyebaran penyakit VPD. Konsep tersebut dinamakan konsep imunitas kelompok (Herd Immunity). 

Secara umum, konsep imunitas kelompok menjelaskan bahwa jika sebagian besar orang di suatu daerah sudah memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit, maka penyebaran penyakit tersebut dapat dihambat. Akan tetapi konsep imunitas kelompok tidak akan bekerja jika hanya sebagian kecil dari masyarakat di daerah tersebut yang memiliki kekebalan terhadap penyakit VPD. 

Mengapa bayi juga perlu divaksinasi? Apakah tidak cukup kekebalan tubuh yang diberikan melalui ASI?

Pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab, mengingat bahwa bayi adalah golongan penerima vaksin yang paling rentan terkena penyakit infeksi, terutama penyakit VPD. 

Berdasarkan data WHO, jika setiap tahun terdapat 130 juta bayi dilahirkan ke dunia, terdapat 4 juta bayi yang meninggal pada 28 hari pertama pasca kelahiran. Terdapat tiga penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia, pertama adalah penyakit infeksi terutama sepsis, penumonia, tetanus dan diare. 

Penyebab kedua adalah kelahiran prematur dan yang ketiga adalah asfiksia. Kematian bayi akibat infeksi perlu jadi perhatian karena seharusnya infeksi yang terjadi pada bayi dapat dicegah dan diturunkan melalui vaksinasi.

Apakah ASI dapat memberikan kekebalan tubuh dari ibu kepada bayi? Betul bahwa ibu dapat mentransfer kekebalan tubuh yang diperoleh kepada bayi melalui ASI sejak dilaksanakannya inisiasi menyusu dini (IMD). 

Pada pemberian ASI pertama kali hingga hari keempat kepada bayi oleh ibu, bayi memperoleh kolostrum dari ASI yang jumlahnya sedikit namun luar biasa besar manfaatnya. 

Di dalam kolostrum terdapat 100.000 – 5.000.000 sel leukosit per mL ASI yang secara bertahap mengalami penurunan hingga 1.000-2.000 sel per mL ASI. Selain itu, ASI juga mengandung berbagai antibodi berupa IgM, IgA, IgD, IgG dan IgE yang berperan dalam melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.

Akan tetapi, dibalik peranan besar ASI dalam meningkatkan kekebalan tubuh bayi terhadap infeksi, imunitas yang diberikan ASI kepada bayi hanyalah imunitas pasif. Imunitas yang diberikan ASI kepada bayi tidak akan bertahan lebih dari beberapa bulan sehingga bayi perlu memiliki imunitas aktif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun