Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Hilmy Yusuf
Muhammad Irfan Hilmy Yusuf Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Writer @ Alodokter.com. Microbiologist, Penggemar Film dan Serial berkualitas, pembaca buku. Biasa menulis di situs Alodokter.com dan mirfanhy.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Menjawab Keraguan terhadap Vaksinasi (Bagian 1)

10 April 2017   10:39 Diperbarui: 14 Desember 2020   09:57 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik penurunan kasus polio di Amerika Serikat tahun 1950-2011. Source : Center of Disease Control and Prevention. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Disease. Edisi 13. APril 2015

Baru-baru ini ada salah seorang figur publik yang terkena kanker serviks stadium empat yang sudah menjalar ke bagian tubuh lainnya (metastasis) sehingga yang bersangkutan perlu menjalani perawaan intensif. 

Kanker serviks muncul diakibatkan infeksi Human Papillomavirus(HPV) yang terjadi pada rahim sehingga menyebabkan jaringan leher rahim mengalami pertumbuhan abnormal. Infeksi HPV pada jaringan rahim sebetulnya dapat dicegah melalui vaksin HPV terutama kepada perempuan usia 9-14 tahun ataupun kepada perempuan usia pra nikah. 

Sayangnya, upaya pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi masih terhalang berbagai isu yang tidak benar terkait program vaksinasi HPV. Salah satu isunya adalah bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini pada anak perempuan yang diberikan vaksin HPV. 

Isu ini langsung dibantah oleh Direktur Surveilans dan Karantinta Kesehatan Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi dan dikonfirmasi oleh CDC bahwa vaksin HPV tidak diketahui menyebabkan menopause prematur pada perempuan resipien vaksin.

Isu miring terkait vaksin HPV bukan satu-satunya yang berkembang di masyarakat. Berbicara lebih luas tentang isu negatif vaksinasi, sudah banyak berita-berita tidak benar yang membuat masyarakat antipati terhadap program vaksinasi. 

Dampak langsung dari beredarnya isu-isu tersebut menjadi halangan bagi pemerintah dalam mensukseskan program vaksinasi dan menekan jumlah kasus penyakit infeksi di Indonesia. 

Dengan adanya berbagai hoax terkait vaksinasi, akan muncul berbagai keraguan masyarakat yang menyebabkan kesalahpahaman terhadap vaksinasi. Jika keraguan ini dibiarkan tanpa adanya klarifikasi menggunakan informasi yang benar, akan timbul penolakan masyarakat terkait vaksinasi. 

Lebih jauh lagi, jika dibumbui dengan berbagai isu hoax yang sensasional bukan tidak mungkin penolakan masyarakat terhadap vaksinasi akan berubah menjadi fanatisme yang membahayakan kesehatan warga negara indonesia secara umum. Tidak sedikit kasus cyber bullying terhadap dokter yang memberikan informasi yang benar tentang vaksinasi. 

Kasus tersebut hanya sedikit contoh bagaimana keraguan yang dibumbui hoax vaksinasi membuat masyarakat menjadi fanatik dalam menentang vaksinasi. Oleh karena itu, keraguan masyarakat terkait vaksinasi harus diklarifikasi menggunakan informasi yang benar sehingga penolakan atas vaksinasi dapat diredakan.

Salah satu keraguan utama masyarakat terkait vaksinasi adalah terkait kebermanfaatan vaksinasi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa pertanyaan terkait keraguan tersebut saya coba jawab melalui artikel ini

Apa manfaat vaksinasi? Kenapa sih perlu dilakukan vaksinasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun