Dia mendengus, tapi sesaat kemudian aku melihat mimik sedih dari sorot matanya.
Dia kenapa?
"Ada apa?" tanyaku heran.
Dia tersenyum, tapi sepertinya senyuman yang dia paksakan.
"Jangan bilang, kamu jatuh cinta padaku? Lalu patah hati saat tau akhir bulan ini aku akan menikah dengan Ayang Hasbi? Oh no!" pekikku, yang hanya bercanda saja.
Tapi aneh, karena dia hanya diam saja.
Biasanya, dia akan balas menggodaku.
Kenapa dia?
Eh, apa ini.
Raka menangkup kedua pipiku, yang membuat hatiku berdebar keras. Aneh, sungguh aneh! Aku kenapa?
"Cepatlah sembuh, kembali menjadi Kinarnya aku. Kinara, Kinarnya Raka," dengan tatapan penuh kesedihan, dia berkata.