Mohon tunggu...
Mira Rahmawati
Mira Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Pemula

Belum tahu apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Terlalu Rajin Belajar, Bisa-bisa Nanti Jadi Kebiasaan

25 September 2020   18:16 Diperbarui: 26 September 2020   15:02 3175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke novel "Saga no Gabai Bachan", walaupun sebetulnya cara si nenek dalam novel ini tak perlu dituruti, tapi setidaknya kita disadarkan bahwa kita ahrus mampu mencari alternatif saat menghadapi kesulitan daripada berkutat dalam kesulitan tanpa adanya solusi. Salah dalam proses belajar bukan suatu aib. 

Hal terakhir mengingatkan saya pada kejadian yang dialami oleh teman saya yang kerja sebagai honorer. 

Ia "diteror" orangtua/wali karena nilai anak-anaknya jelek, dan mungkin juga memarahi si anak karena ini. Padahal soal-soal ujian itu sudah diberi banyak keringanan dan teman saya ini baru mengajar satu semester. 

Mungkin memang harus ada evaluasi tentang caranya bagaimana ia harus mengajar ke depan, tetapi tetap tak bisa membenarkan bagaimana orangtua melihat nilai dan prestasi ini. Apalagi di masa ini, kegiatan belajar mengajar luring (offline) ini sedang tidak kondusif dilakukan.

Sekali lagi, nilai jelek bukanlah akhir dari segalanya. Lagi pula, dibanding menyalahkan guru, orangtua/wali pun memiliki tugas yang tak kalah penting dalam mengajar anak. 

Dan yang terpenting, jangan sampai potensi anak yang lain mati karena hanya dibebani untuk mahir di bukan bidangnya. Mungkin itu pula alasan mengapa penulis, Yoshichi Shimada menulis cerita yang didasarkan atas pengalaman bersama neneknya di Saga ini. Ia membuktikan bahwa ia bisa menjadi sukses walaupun neneknya tak pernah menuntutnya hanya untuk mengejar sebuah angka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun