Bisakah manusia mati lalu menjadi malaikat?
Tanpa ditanya, disidang, dihakimi oleh sebangsa malaikat lain
Lalu, apakah daun - daun yang gugur itu juga bisa menjadi perahu-perahuÂ
Menjelmalah cahaya tidak terbayangkan indahnya keluar dari danau ini
Dulu katanya jernih, kini menjadi keruh seperti hatiku
Kugoreskan fatamorgana sambil duduk bersilah dari sudut mimpi-mimpi
Bisakah waktu kembali ke masa lalu ?
Tentu Ranupani lebih indah saat masih bayi
Layaknya manusia tanpa dosa keluar dari rahim ibu pertiwi
Menjalani hidup bagaikan berlari-lari dari sepi
Semakin tua ada banyak cerita yang merubah segalanya
Wahai Danau, kenapa kau semakin dangkal ?
Bisakah engkau menjerit tentang kegelisahanmuÂ
Murid-muridku disini kubiasakan mendengarkanmuÂ
Setetes air hujan yang jatuh diwajahmu kita coba dengarkan gemercik gelombangnya
Matahari hangat menyapa kami berdiri menjalani mimpi
Titipkan harapanmu dalam secarik kertas berisi ayat-ayat pelestari
Apa akhirnya kamu ingin pamit dari bumi?
Andaikan waktu memihak kita untuk bertemu
Ucapkan bahasa yang bisa kumengerti
Hatiku tenggelam dalam kesedihan dunia ini
kamu kian dangkal kumengerti, danau Ranupani
Puisi Ini Ditulis Oleh Hawin Fizi Balaghoni SP.d, 2021.Â