Mohon tunggu...
MI Thoriqul Huda
MI Thoriqul Huda Mohon Tunggu... Guru - Pusat Riset dan Berita Suku Tengger

Madrasah Ibtidaiyah di Desa Ranupani, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Surga Suku Tengger di Ranupani, 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2021

27 Agustus 2021   01:48 Diperbarui: 27 Agustus 2021   01:54 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan dengan bukit-bukit berwajah hijau, gunung semeru, keindahan danau, pelestarian alam, dan kegiatan budaya suku tengger yang masih lestari telah memikat Dewan Juri ADWI 2021 memandang Ranupani menjadi ikonik pariwisata dunia. 

Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) telah melewati serangkaian tahap kurasi. Pastinya sebuah keputusan tidak mudah harus dipertimbangkan untuk memilih dari 1831 peserta se-indonesia, kemudian telah terkurasi menjadi 300 besar desa wisata, lalu dikerucutkan menjadi 100 besar desa wisata, dan kini terpilih 50 besar desa wisata terbaik. 

bengkuluinteraktif.com
bengkuluinteraktif.com

bengkuluinteraktif.com
bengkuluinteraktif.com

Memang melihat background dari panflet pengumuman pemenangnya, sebenarnya sangat cocok dengan suasana Desa Ranupani; intinya pemandangan pegunungan dengan sunrise, pohon cemara, kepadatan rumah yang jarang, tentunya dengan hasil bumi yang memakmurkan kehidupan masyarakatnya. Ini memang benar, Ranupani memiliki semua yang ada digrafis pengumuman itu. Entah kebetulan atau tidak, yang pasti sebuah pemandangan seindah itu akan terlahir dari peradaban masyarakatnya yang berbudi luhur dan menyatu dengan alam. Suku Tengger memiliki falsafah yang patut kita ambil pelajaran di dalamnya, yaitu Setya Budaya (taat, tekun, mandiri), Setya Wacana (setia pada ucapan), Setya Semaya (setia pada janji), Setya Laksana (patuh), dan Setya Mitra (Setia Kawan). Lima Pedoman hidup (Sesanti Panca Setya) yang turun temurun selalu diajarkan hingga saat ini. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Jika kita membaca data statistik BPS Lumajang tahun 2018 banyaknya rumah tempat tinggal di desa Ranupani sebanyak 466 rumah dengan pembagian menurut kontruksinya gedung berjumlah 277 rumah, kontruksi setengah gedung 87 Rumah, dan kontruksi biasa 82 Rumah. Perkembangan pariwisata dari tahun ke tahun membuat begitu banyak perbaikan rumah, homestay, dan berbagai pengembangan lainnya misalnya toilet umum, papan informasi, parkiran mobil jeep dan motor yang telah tersedia sebagai fasilitas penunjang wisata. Sehingga pariwisata telah menjadi pilihan yang semakin mensejahterakan perekonomian masyarakat; terutama dibidang jasa, tour guide, dan kuliner. Ketika Pendakian Gunung Semeru dibuka maka yang dirasakan perekonomian berjalan dengan semakin baik; wisatawan domestik dan wisatawan Mancanegara tidak henti-hentinya meramaikan desa Ranupani.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Keuntungan lainnya dari Desa Ranupani yang berada di kaki gunung semeru adalah nikmat kesuburan tanah pertaniannya. Mayoritas pekerjaan masyarakat desa Ranupani adalah petani. Dari data statistik UPTD Pertanian tahun 2018 menyebutkan total tanah pertanian mencapai 204, 94 hektar dengan hasil panen kentang 2037,5 ton/tahun, hasil panen bawang prei 2616 ton/tahun, dan hasil panen kubis 1550 ton/tahun.  Potensi hasil pertanian yang dapat dikelola lebih baik lagi dalam sentuhan distribusinya dan pengolahan "bahan mentah" menjadi "bahan jadi" yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

  

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Manfaat yang besar yang lainnya adalah atraksi kebudayaan yang masih lestari. Ciri khas dari suku tengger selalu memakai sarung, yang diistilahkan dengan Kawengan. Selain sebagai penghangat tubuh, sarung yang dibuat kaweng juga menjadi simbol menjaga kearifan budaya yang mereka warisi dari nenek moyang. Masyarakat suku tengger memiliki sifat yang tercermin akan sebuah harapan yaitu waras, wareg, wastra, wisma, dan widya yang semua itu memiliki arti sehat, kenyang perutnya, tercukupi kebutuhan sandang, memiliki tempat tinggal, dan memiliki ilmu yang mumpuni. Setiap tahun masyarakat suku tengger selalu melaksanakan upacara keagaman dan upacara adat sesuai dengan kalender saka. Dengan adanya rangkaian kegiatan itu wisatawan menjadi betah (ingin singgah berlama-lama), dan selalu up-date informasi seputar kegiatan suku tengger di Desa Ranupani. Misalnya kegiatan kepangan, bantengan putra sejati, tradisi ujung tengger, Hari Raya Karo, Upacara Unan-unan, dan masih banyak lagi kegiatan yang ada di Desa Ranupani.

Bersama kita wujudkan desa wisata berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan. sehingga desa wisata bisa menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional demi kesejahteraan rakyat untuk indonesia bangkit !. begitu maklumat yang tertulis di laman jadesta.com

Salam Kemajuan Pendidikan di Kaki Gunung Semeru, Ranupane - Lumajang, Jawatimur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun