Sambil terus menangis.
"Kenapa kamu bicara begitu, Sas ?"
"Pak Joko yang kamu ceritakan tadi, dia adalah ayahku yang bisu."
 Saskia berkata dengan berlinangn air mata. ia sudah tak peduli semua orang menjauhinya gara-gara ayahnya bisu dan seorang pemulung. Bahkan kini, Raka yang peduli saat ini, tak ia pedulikan andai kemudian dia pun berbalik mencibir dan menjauhinya sama seperti sikap Miko terhadapnya.
"Tenanglah, Saskia... aku akan membantu semua biaya rumah sakit. kamu jangan khawatirkan soal itu, ya ? " Raka
Saskia masih terus menangis. Baginya, penyesalannya tak berarti. ia sendiri tidak tahu apakah Ayahnya dapat tertolong atau tidak , benturan mobil Miko mengenai pak Joko sangat keras dan melemparkannya beberapa meter dari tempatnya semula berdiri memegangi gerobaknya
"Jika aku tidak bisa menlihat ayahku selamat, sungguh aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri." katanya lagi.Â
"Selama ini, aku selalu menyakiti hatinya. Aku selalu menyakitinya." katanya terisak-isak.
Raka semakin iba melihat nasib Sasika. Ia tahu, Saskia sebenarnya gadis yang apa adanya. Ia juga tahu, pak Joko adalah ayah yang hebat untuk anaknya
"Aku mengerti perasaanmu, Saskia. Penyesalanmu sangat wajar kau rasakan. Tapi, jangan terus kau salahka dirimu sendiri.Â
"tuturnya dengan pandangan lurus.