Mohon tunggu...
Mirah Delima
Mirah Delima Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan Mendengarkan

Belajar dan Mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terjerat Dawaimu

2 September 2023   20:01 Diperbarui: 6 September 2023   20:49 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/156289049561647243/

Dawai melilit teratur 

Kukira, tetapi tak bisa ditebak

Kapan berubah 

Sama atau berbeda dari latar

Bagaimana dan aku bisa apa

Aku gak bisa mendapatkannya

Tapi, dipaksa

Mereka, memaksa

Sulit

Berat

Harus

Bisa kena kau

Kata dawai

Pajak lahir buat apa, kamu?

Aku merasa tak butuh

Rasanya tak semanis kopi pahit

Mungkin latte



Katanya buat kamu juga, anak-anak kita

Siapa yang bayar jika kamu terbaring sakit

Kata sejarah tak pernah gagal bayar hingga kini

Hanyut dalam kedukaan, pilu, karena si jahat covid 19

Untung kita tervaksin, katamu

Kata ibu itu dari pajak kita


Aku pikir mungkin

Menurutmu ada rumput sebelah lebih hijau

Anakku masuk perguruan tinggi negeri

Pertalite turun, lumayan

Si melon hijau kutenteng

Tol Jakarta ke Jawa, kami lewat mampir di rest area

Banjir datang, gempa mengguncang

Kutarik selimut di  tenda pengungsian

Aku pikir benar

Pajak

Dawai pajak, menjerat?

Atur mengatur irama dan bait lagu

Mengajak kita bernyayi

Menari bila kakimu kuat, wahai owners

Lompatlah semampumu

Dawai pajak dan pajaknya

Wajib untuk bakti anak bangsa

Kesejahteraan masyarakat dan aku, kita

Pembiayaan mereka, negara, ini

Kata ibu, ibu pertiwi

Dawai dawai pajak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun