Mohon tunggu...
Mirah Delima
Mirah Delima Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan Mendengarkan

Belajar dan Mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Mural Bikin Takut?

25 Agustus 2021   08:25 Diperbarui: 25 Agustus 2021   14:32 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Figure 1: Trash fascism. 

Baru sehari saja mural dilukiskan, petugas satpol PP sudah menghapusnya. Dianggap meresahkan? Jika iya, meresahkan siapakah? Bukannya mural itu seni jalanan? Atau jika ada mural, mungkin akan disebut vandalisme? Kalau muralnya berisi pernyataan kritik, lantas disebut provokasi?

Akhirnya, ada pernyataan dari pemerintah setempat terkait kehebohan yang ada. Mengakui kalau mural itu bentuk kreativitas yang bagus. Tetapi, penempatan dari mural kurang sesuai, kurang pas. Wacananya, akan disediakan ruang buat para seniman mural di masa mendatang. 

Tujuannya agar lebih tertib, tidak sembarangan dilukiskan, dan tidak meresahkan. Seniman mural tersebut tidak diproses secara hukum. Sama dengan mural-mural yang sudah dihapus dan ditindaklanjuti pemerintah.

Figure 2: Mural di Prancis
Figure 2: Mural di Prancis

Apa sih Mural itu?

Karya seni dari kekuatan visual adalah seni rupa. Berdasarkan ukurannya ada dua jenis, seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Contoh seni dua dimensi seni graffiti dan mural. Media seni ditempatkan di dinding. 

Ada perbedaanya, mural itu dengan gambar yang dibuat lebih bebas dan luas, sedangkan graffiti berupa gambar berisikan kata-kata, kalimat atau tulisan. Mural memakai cat minyak atau tembok. Dulu graffiti memakai cat dengan kuas/kapur. Sekarang memakai cat semprot.

Seni grafitti dan mural adalah bentuk seni jalanan. Istilah lain dikenal street art. Kembali "si mural" sedang heboh. Apalagi kalau berisikan "kritik". Disebut seni jalanan karena ditampilkan di depan publik, di dinding. Biasanya di tembok gedung-gedung, pertokoan, dinding jalanan, tembok stasiun, di kereta api, bus, tembok fly over (Jabodetabek).

Sekarang ini bisa di dinding toilet mall, di dinding cafe/warung kopi. Gambar yang indah, karya mural yang luar biasa. Dari warna-warni coretan mengundang orang untuk melihatnya. Ketika kita melihatnya, sejenak kita diajak untuk “berpikir” pesan atau kreativitas gambar. Apalagi bila berupa tulisan. Artinya ngga hanya sekedar corat-coret semata.

Memang awalnya seni adalah ekspresi dari seniman untuk mengungkapkan dirinya, pernyataan pribadinya. Kemudian, menjadikan seni bergerilya untuk pernyataan/ekspresi tentang isu-isu sosial. 

Seniman mural biasanya tinggal dekat seni muralnya. Ada yang beranggapan kalau mural salah satu bentuk vandalisme. Dianggap tindakan yang merusak atau menghancurkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun