Mohon tunggu...
Mirah Delima
Mirah Delima Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan Mendengarkan

Belajar dan Mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toxic Positivity-mu Itu Positif?

20 Agustus 2021   05:05 Diperbarui: 20 Agustus 2021   05:07 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toxic Positivity Tidak Bermanfaat

Jadi, Thinking Positive Thoughts itu tidak mutlak berlaku dalam semua keadaan. Ketika emosi negatif secara alami itu ditolak, ditekan, disangkal, dan diabaikan, akan berdampak buruk di masa mendatang. 

Wajarnya semua emosi baik positif dan negatif dapat diekspresikan seseorang dalam kehidupan yang dijalaninya. Kebutuhan alamiah manusia tidak mendapatkan ‘wadah’ atau ‘ekspresi’ dan ‘waktu’ . Ini karena lingkungan dan atmosfer semuanya mengarah dan menjadikan Thinking Positive Thoughts, sehingga menimbulkan kepositifan beracun yang tidak bermanfaat buat siapapun.

Ciri Toxic Positivity

Di bawah ini beberapa ekspresi dan pengalaman umum dari sikap dan perilaku 'toxic positivity'. Tindakan berikut akan membantu kita mengenali toxic positivity yang terjadi, yaitu:

  • Menutupi perasaan yang sebenarnya
  • Mencoba untuk berusaha dengan mengabaikan/menyangkal emosi
  • Perasaan bersalah terhadap apa yang dirasakan
  • Meminimalisasi pengalaman orang lain, “beranggapan baik-baik saja”
  • Memberikan perspektif orang lain daripada melakukan validasi atas pengalaman emosi orang lain
  • Perasaan malu atau terhukum karena mengungkapkan atau mengekresikan emosi negatif, harus sesuatu positif (Thinking Positive Thoughts)

Apa Dampak dari Toxic Positivity?

Dampak toxic positivity adalah:

  • Perasaan malu bila mempunyai kelemahan, ketidakberdayaan, atau pemicu emosi negatif.
  • Stress atau mungkin trauma, karena tidak mampu mengontrol emosi-emosi yang dirasakan, sehingga menjadi memperburuk keadaan
  • Merasa sulit untuk membuka diri dan beradaptasi dengan orang lain, terbiasa ‘menjaga perasaan’ dan ‘berpura-pura’

Upaya Menghindari Toxic Positivity

Upaya menghindari atau tidak melakukan toxic positivity, berikut ini:

  • Menjadi pendengar yang baik, dan tidak menghakimi. Tanyakan kembali bila kurang jelas, agar seseorang/kelompok merasa dipedulikan dan didengarkan.
  • Tidak secara langsung menunjukan nasehat yang menyemangati/supporting, cukup dengan berempati saja.
  • Tanyakan tentang emosi yang dialami tidak berlebihan, tanpa tambahan nasehat/ungkapan positif akan ‘baik dan terkendali’
  • Menawarkan bantuan dan bersedia menolong sesuai kapasitas anda miliki.

Karena, Thinking Positive Thoughts adalah pola pikir yang baik apabila emosi-emosi positif dan negatif dirasakan secara wajar. Dapat dirasakan, diekspresikan dengan mendapatkan tempat dan waktu. 

Luapan emosi negatif diredakan, dikelola, dan terkendali secara alamiah serta tanpa karena ‘sesuatu’. Sesuatu tidak mutlak, selalu merasa bahwa semua hal dan atmosfer sekitar kita adalah positif, tanpa melibatkan psikomotor yang baik dan alamiah. Sebaliknya, itu akan mengakibatkan timbulnya masalah lain, untuk masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun