Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sehari Liburan di Cirebon, ke Mana Aja?

4 Desember 2023   19:44 Diperbarui: 10 Desember 2023   18:07 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimulai hari Kamis, 30 November 2023, saya bersama 19 perwakilan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) yang berasal dari lima provinsi di Indonesia diundang oleh Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat (Dispar Jabar) untuk mengikuti kegiatan “Familiarization Trip Tahun 2023”. Selama 4 hari peserta berkunjung ke beberapa destinasi wisata daerah Cirebon, Majalengka dan Bandung serta mengunjungi Bandara Kertajati.

Pada kegiatan tersebut, Dispar Jabar tidak hanya mengundang influencer dari Genpi tetapi juga travel agent dari berbagai daerah di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyambut kembali aktivitas Bandara Internasional Jawa Barat yaitu Kertajati di Kabupaten Majalengka. Selama kegiatan, peserta dipandu oleh guide dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DPC Kota Bandung

Di hari pertama, peserta Famtrip diajak mengunjungi beberapa destinasi di Cirebon. Destinasi yang dikunjungi antara lain Keraton Kasepuhan, Vihara Welas Asih, Kampung Batik Trusmi, Goa Sunyaragi, Kampung Sabin. Selain itu kami makan siang di Nasi Jamblang Bu Nur dan Makan Malam di Restroran Kelapa Manis.

Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan cagar wisata bersejarah yang terkenal di Cirebon. Dibangun pada tahun 1430 dengan bangunan awal yang kini menjadi tempat tinggal sultan Cirebon sedangkan untuk keratonnya sendiri dibangun pada tahun 1529 oleh Sunan Gunung Jati dengan membuat berbagai arsitektur bangunan yang berbeda-beda campuran antara pengaruh Cina dan Eropa.

Saat kunjungan, peserta didampingi oleh pemandu wisata yang menjelaskan tentang sejarah maupun arti tempat-tempat di dalam keraton. Saat kunjungan kemarin, kami dipandu oleh Mbah Kewong seorang pemandu berusia 70 tahun.

Kami diajak berkeliling keraton dan yang utama kami diajak berkeliling museum yanag menyimpan barang-barang peninggalan keraton kasepuhan termasuk kereta kencana yang pernah digunakan oleh Sunan Gunung Jati. Kami juga diperlihatkan akan satu lukisan yaitu Lukisan Maharaja Sri Baduga yang menariknya adalah baik mata maupun kaki pada lukisan ini akan mengikuti posisi pengunjung. Jika kita berada di sebelah kanan lukisan, maka mata maupun kaki mengikutinya begitu juga sebaliknya. Selain itu di dalam museum ada satu ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka Sunan Gunung Jati yang hanya dibuka untuk umum pada hari minggu saja.

Untuk harga tiket masuk sekitar 15 ribu diluar tiket museum dan jika ingin mengunjungi semua area keraton dikenakan tarif 40 sampai 50 ribu.

foto: dokumentasi pribadi
foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi
Vihara Welas Asih

Destinasi kedua yang dikunjungi adalah Vihara Welas Asih yang merupakan tempat peribadatan umat Budha tertua di Cirebon yang dibangun pada tahun 1500 masehi. Vihara ini juga dikenal sebagai Vihara Dewi Kwan Im karena terdapat patung besar dari Dewi Kwan In. Vihara ini kini tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga wisata sejarah budaya yang sering dikunjungi oleh masyarakat untuk ibadah ataupun karena keinginintahunan akan bangunannya yang indah serta sejarahnya.

Dikarenakan ini merupakan tempat ibadah tentunya saat berkunjung kita harus menghormati dan mengikuti aturan vihara tersebut seperti masuk menggunakan sandal yang sudah disiapkan pengelola, tidak diizinkan foto di area utama serta tentunya menghormati mereka yang sedang melaksanakan ibadah di vihara tersebut.

Pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis untuk bisa mengunjungi vihara ini dan bisa mendatangi vihara tersebut sepuasnya. Namun disediakan kotak amal yang bisa diisi oleh pengunjung.

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi
Kampung Batik Trusmi

Setelah dari Vihara, perjalanan berlanjut mengunjungi Batik Trusmi. Disini peserta tidak sekedar berkunjung ke tokonya untuk berbelanja batik namun juga bisa melihat langsung proses pembuatan batik dari mulai pembuatan sketsa gambar batik hingga pencelupan dan kemudian menjadi kain batik. Bahkan tidak hanya itu kita juga bisa praktik membuat batik dan mengenal sejarah batik Trusmi melalui museum yang ada di area Batik Trusmi tersebut.

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi merupakan salah satu situs bersejarah dari Kasultanan Cirebon. Menurut Ihsan, pemandu yang menemani rombongan peserta, ada dua versi terkait waktu Pembangunan Gua, ada yang tahun 1569 ada pula yang mengungkap dibangun tahun 1703. Gua ini dulunya merupakan tempat mensunyikan raga atau tempat bertapa kasultanan Cirebon.

Gua ini merupakan bangunan buatan manusia yang terbuat dari karang laut yang diambil dari Pantai Selatan Gunung Kidul lebih tepatnya dari Pantai Baron yang ditempelkan dengan pasir gunung dan putih telur. Namun putih telur yang dimaksud bukan putih telur dari ayam tetapi sebagai filosofi bahwa mereka para pekerja yang membangun Gua Sunyaragi seperti putih teluar yang memiliki tekad kuat dan niat yang suci saat membangun Gua Sunyaragi.

Terdapat 10 bangunan Gua yang gaya arsitekturnya merupakan hasil perpaduan antara gaya Indonesia, Timur Tengah dan Cina. Penggabungan tiga budaya ini terkait sejarah dari Kasultanan Cirebon itu sendiri yang Raja pertamanya merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran yang kemudian memeluk Islam dan menikah dengan Wanita dari Tionghoa (Cina).

Diantara 10 bangunan terdapat dua tempat semedi yang dalam cerita sejarahnya dari kedua tempat tersebut bisa sampai ke Cina dan satu lagi bisa tembus sampai ke Makkah. Ada pula bangunan yang dibuat sebagai tempat para tamu dari Tiongkok beribadah. Goa Sunyaragi menjadi bukti bahwa sejak dulu negeri ini sudah dikenal sebagai negeri yang terbuka kepada agama maupun budaya lain dan saling menghormati meski berbeda.

Untuk harga tiket masuk Gua Sunyaragi sebesar Rp. 10.000,- sampai Rp. 15.000,- dengan waktu kunjungan dari Pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB. Pengunjung bisa meng-explore Guha yang memiliki luas 11 hektar serta menikmati keindahan dan ketakjuban batu karang yang dibuat menjadi bangunan yang indah dan sarat akan filosofi.

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Kampung Sabin

Merupakan objek wisata baru di Cirebon yang mulai berfungsi pada tahun 2022 lalu. Kampung Sabin terletak di Kecamatan Dukungpuntang dan tidak jauh dari alun-alun Kabupaten Cirebon.

Kampung Sabin sering disebut “Balinya Cirebon” karena banyaknya kain bercorak hitam putih dan gapura khas Bali. Objek wisata ini berada di tengah hamparan sawah. Selain menawarkan keindahan persawahannya terdapat pula kebun durian yang pada bulan tertentu bisa menikmati durian tersebut. Disini juga pengunjung bisa membeli makanan dan minuman yang tersedia.

Buka mulai pukul 10.00, tiket masuk Kampung Sabin berkisar sebesar 20 ribu hingga 30 ribu rupiah saat akhir pekan.

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Nasi Jamblang Bu Nur dan Rumah Makan Kelapa Manis

Saat makan siang, para peserta Famtrip Disparbud Jabar diajak menikmati Nasi Jamblang yang merupakan makanan Khas Cirebon di restoran yang sangat terkenal di Cirebon yaitu Nasi Jamblang Bu Nur yang terletak di Jalan Cangkring 2 No. 34 Kejasan Cirebon.

Meski tidak terletak di jalan utama tetapi rumah makan ini selalu ramai dikunjungi pengunjung yang ingin menikmati nasi jamblang beserta aneka jenis lauknya yang bisa dipilih sendiri sesuai selera. Untuk harga mulai dari 20 ribuan. Semakin banyak lauk dan mahal lauknya makan semakin mahal pula harganya.

Sedangkan untuk makan malam, peserta diajak menikmati makanan di Rumah Makan Klapa Manis yang terletak di daerah Prapatan Kecamatan Beber. Rumah makan ini menawarkan makanan khas Sunda dan juga seafood

Restoran ini juga menawarkan pemandangan keindahan kota Cirebon dari ketinggian. Disarankan jika ingin menikmati keindahan panorama kota Cirebon, sore dan malam hari adalah waktu yang terbaik.

Untuk harga mulai paket 190ribuan hingga yang lebih mahal.

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi
Foto: dokumentasi pribadi

Dan masih banyak lagi sebetulnya destinasi maupun tempat kuliner di Cirebon yang harus dikunjungi apalagi dengan hadirnya Bandara Kertajati yang mempermudah wisatawan untuk mengunjungi wisata di Cirebon.

Jadi tunggu apalagi, hayu main ka Cirebon dan hayu ke Jabar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun