Kabupaten Purwakarta meski terletak diantara dua kota besar yaitu Bandung dan Jakarta yang merupakan ibukota propinsi dan ibu kota negara namun kabupaten ini menjadi salah satu kabupaten dengan luas wilayah terkecil di Jawa Barat. Namun meskipun memiliki luas terkecil, Kabupaten Purwakarta kaya akan wisata alam dan juga pertumbuhan ekonominya termasuk yang sangat cepat. Kabupaten yang memiliki Danau terluas di Indonesia yaitu Danau Jatiluhur terdiri dari 17 Kecamatan dengan kultur dan potensi alam yang berbeda-beda.
Salah satu yang sangat ingin saya kunjungi dan explore semua potensi wisatanya adalah Kecamatan Sukasari yang merupakan wilayahnya terletak paling ujung barat Kabupaten Purwakarta.
Kecamatan Sukasari memiliki jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Purwakarta. Daerah yang memiliki luas 92,01 Km2 berbatasan langsung dengan 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang. Kecamatan ini memiliki 5 desa yaitu Desa Ciririp, Desa Kertamanah, Desa Kutamanah, Desa Parung Banteng dan Desa Sukasari.
Kecamatan Sukasari juga dikelilingi oleh Danau Jatiluhur sehingga banyak spot-spot terbaik untuk melihat keindahan Danau Jatiluhur. Terdapat banyak pula camping ground tidak hanya di sekitar Parang Gombong tapi di beberapa titik lokasi di Kecamatan Sukasari.
Untuk menuju Kecamatan Sukasari bisa ditempuh dengan 2 cara transportasi yaitu melalui jalan darat maupun menyeberang menggunakan perahu dari Danau Jatiluhur.Â
Saya sendiri pertama kali berkunjung ke Kecamatan Sukasari lebih dari 15 tahun lalu saat mengantarkan teman kantor yang saat itu dipindahtugaskan menjadi kepala sekolah di satu-satunya SMP Negeri di Sukasari (saat itu). Kami harus menggunakan perahu dari pelabuhan Danau Jatiluhur yang ditempuh selama kurang lebih satu jam perjalanan. Alasan menggunakan perahu karena saat itu akses menuju Kecamatan Sukasari melalui jalan darat jalannya masih belum  bisa dilalui kendaraan roda empat. 5 tahun lalu saya kembali lagi ke Kecamatan Sukasari untuk mengexplore beberapa tempat wisata di daerah tersebut seperti Curug Tilu (yang kini ditutup), Curug Panghurangan, Gunung Haur dan tentu saja Paranggombong yang merupakan lokasi favorit para traveller yang berkunjung ke Sukasari Purwakarta.
Jarak yang jauh sekitar 2 jam perjalanan dari kota Purwakarta ditambah lagi akses transportasi umum masih sangat jarang membuat saya yang memang tidak bisa mengendarai kendaraan harus menunggu ajakan kawan untuk bisa berkunjung kesana.
Di kali ke-4 ini saya kembali lagi dengan mengexplore lebih jauh lagi wilayahnya setelah lima tahun lalu hanya sampai Curug Tilu. Pertemuan dengan seorang teman lama seorang penggiat wisata daerah Sukasari di hari Jum’at lalu yaitu Kang Arifin yang kemudian mengundang saya untuk mengexplore kembali wilayahnya. Kebetulan esoknya, kawan-kawannya Pak Arifin akan berkunjung ke daerahnya sehingga saya bisa ikut bersama rombongan kawan-kawannya.
Perjalanan panjang menuju Sukasari
Maka di hari sabtu, 29 Januari 2023 diiringin hujan yang tiada henti dari pagi hari dengan menggunakan mobil trail dengan rombongan sebanyak 8 orang, kami melakukan perjalanan ke Kecamatan Sukasari. Pemilihan kendaraan mobil trail sangatlah cocok mengingat sebagian besar jalur menuju Sukasari masih belum diaspal ataupun masih di cor bahkan kita seperti akan ber-offroad.Â
Setelah melewati daerah Paranggombong, barulah menemui jalan yang sudah di cor. Sepanjang jalan menuju daerah Kutamanah maupun Sukasari terlihat pemandangan beberapa gunung yang tertutup kabut dan pemandangan Danau Jatiluhur, benar-benar indah. Jalan raya yang tidak terlalu lebar namun sangat  jarang kendaraan yang lewat membuat perjalanan menjadi lancar. Jalanan yang sepi menjadi timbul pertanyaan apakah sepanjang perjalanan tidak ada begal mengingat jalur yang dilalui menuju Kecamatan Sukasari sangatlah sepi. Namun ternyata menurut seorang teman yang terbiasa bolak-balik ke Kecamatan Sukasari, perjalanan ke Sukasari Purwakarta sangatlah aman.Â
Memasuki jalan Desa Cisaat, jalanan berubah menjadi jalan bebatuan yang kemudian tidak berapa setelah itu kami sampai di salah satu sekolah yang menjadi tempat pertemuan rombongan dengan kawan kami. Kurang lebih 2 jam kami melakukan perjalanan menuju Kecamatan Sukasari. Setelah istirahat minum dan menikmati cemilan kami melanjutkan perjalanan ke daerah Cimata Indung untuk menikmati makan siang dan melihat UMKM disana yaitu Kopi, Gula Aren dan Sentra Kerajinan dari Eceng Gondok  (Akan dibahas di tulisan berikutnya)
Jalan yang dilalui semakin sempit, bebatuan dan hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan saja tapi pemandangan hamparan sawah yang hijau dan bukit yang dilalui seakan bisa menggantikan kelelahan kami melalui jalanan bebatuan nan sempit.
Menikmati Makan Siang dengan Sayur Rebung dan Ikan dari Danau Jatiluhur
Kami pun tiba di akses mobil terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki untuk menuju rumah Pak Komar untuk menikmati makan siang. Pak Komar adalah seorang warga yang mempunyai usaha kopi, gula aren sedangkan istrinya merupakan pengrēajin eceng gondok. Kami disuguhi kopi khas Sukasari yang wangi, rasanya enak dan tentunya beda dengan kopi lainnya. Kami juga menikmati suguhan air hangat yang telah ditambahkan gula aren. Semuanya mantap dinikmati ketika cuaca sedang hujan.
Untuk makan siang kami disuguhi nasi liwet dan ikan asin dari Danau Jatiluhur. Ada juga sayur rebung yang rasanya mantap sekali. Makan siang hari itu kami kenyang. Untuk cuci mulut kami menikmati Durian yang berasal dari kebun warga dan rasanya enak dan manis. Baru kali ini saya menikmati durian seenak itu. Ternyata harga durian di daerah Cimata Indung  berkisar antara 40 – 50 ribu.  Sedangkan Durian Montong dijual mulai harga 60 ribu rupiah.
Setelah makan siang tadinya kami akan melanjutkan perjalanan ke Curug Cimata Indung yang terletak tidak jauh dari rumah Pak Umar kurang lebih jalan kaki sekitar 20 menitan namun karena hujan terus-terusan dan waktu yang sudah hampir sore kami pun memutuskan untuk tidak berkunjung ke Curug itu.
Sekitar jam 2 sore kami kembali melanjutkan perjalanan pulang dan sekitar jam 5 sore saya tiba di perpustakaan untuk selanjutnya membantu panitia Warga Kota dalam mempersiapkan acara.
Kecamatan Sukasari menyimpan sejuta keindahan dan potensi wisata yang sayangnya belum menjadi pilihan utama para pelancong untuk dikunjungi karena faktor akses yang belum di cor atau diaspal semuanya dan lamanya perjalanan yang harus ditempuh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H