Di kehidupan saya pribadi pun pernah mengalami rasanya dipandang negatif karena kedekatan saya dengan sahabat saya. Selama 15 tahun lebih persahabatan yang terjalin dengan sahabat saya pastinya ada pemikiran negatif tentang kami khususnya saya yang lebih banyak hidup sendiri dan berjiwa tomboy.Â
Padahal kedekatan yang terjalin diantara kami karena faktor intensitas bertemu dalam pekerjaan, karena kami saling membantu dan juga karena faktor saya yang merasa mendapatkan perhatian dari sosok kakak mengingat sejak kecil saya sudah tinggal terpisah dengan kakak-kakak saya. Untungnya omongan negatif itu terpatahkan karena saya begitu dekat dengan pasangan dari sahabat saya maupun dengan keluarganya. Kedekatannya pun semakin terlihat lebih seperti keluarga.
Film ini juga seakan membuka mata bahwa peran orang terdekat amatlah penting khususnya bagi perempuan yang sering dianggap punya hati yang mudah luka ataupun mudah rapuh sehingga lebih sering meratapi kesedihan dan menyalahkan diri sendiri atas luka hati yang dialami karena orang terdekat dalam hal ini pasangan.
Bahwa akan ada rasa sakit dan kehilangan dalam hidup padahal hidup itu singkat sehingga dalam prosesnya tentunya membutuhkan seseorang yang setidaknya bisa membantu menyembuhkan luka dan rasa sakit meskipun hanya dengan saran, support ataupun hanya menjadi pendengar dari keluh kesahnya saja dan salah satunya adalah sahabat terdekat.
Yuk yang punya sahabat, jangan pernah lelah untuk bersamanya. Nikmatilah waktu bersama dengan mereka atau dia yang menyayangi dan dekat denganmu layaknya saudara atau kakak. Jangan pernah meninggalkan sahabat yang selama ini selalu ada buatmu hanya karena orang baru atau karena sudah tak membutuhkannya.Â
Salam perfilman Indonesia. Jaya terus film Indonesia.
Selamat berpuasa juga bagi teman-teman yang menjalankannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H